Yang juga unik dari objek wisata ini adalah hutan yang dipenuhi Pohon Pala, yang katanya hanya bisa ditemui di sini.
Menurut mitos masyarakat dan pengelola setempat, dulunya Pohon Pala ini dibawa dari Gunung Agung, Karangasem, untuk dipindahkan ke Mengwi, Badung, secara diam-diam.
“Namun dalam perjalanan pemindahan tersebut dilihat, ketahuan oleh orang (dalam bahasa Bali “Sang”) dan melihat sendiri dalam Bahasa Bali adalah “Ngeh”, sehingga akhirnya pemindahan itu terhenti dan kemudian hutan ini dinamakan ”Sangeh“,” ujar I Gusti Agung Sandiawan, petugas Wisata Sangeh.
Menurut Gusti, para pengunjung yang datang, tak hanya dari masyarakat lokal sekitar.
Namun banyak juga dari wisatawan asal Denpasar, luar Bali hingga para wisatawan mancanegara.
Beberapa mahasiswa juga kerap datang untuk penelitian.
“Enak di sini tempatnya sejuk, anak juga senang bisa lihat dan main-main sama monyet di sini,” ujar Suci, satu di antara pengunjung asal Malang yang tinggal di Denpasar.
Bersama suami dan anak laki-lakinya, Darma, yang masih berusia 2 tahun, Suci mengaku baru pertama kali datang ke Objek Wisata Sangeh.
Meski cukup sering melewati tempat ini, tetapi baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk berkunjung.
Secara operasional, Objek Wisata Sangeh ini dikelola oleh Desa Pakraman Sangeh.
Namun, ada juga beberapa bantuan dari pihak Pemerintah Badung.
Sebagai tiket masuk, para pengunjung dikenakan biaya Rp 10 ribu per orang.
Objek Wisata satu ini juga sudah dilengkapi beberapa fasilitas.