Namun dia tidak menjelaskan detailnya.
Suara ledakan sendiri adalah suara ledakan yang dilakukan aparat saat meledakkan tembok dan suara ledakan bom yang diledakaan yang sebelumnya dikuasai napi.
"Tahanan tidak ada yang terluka," ujarnya.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto menjelaskan, narapidana teroris merampas 30 pucuk senjata dari polisi saat kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob.
Seluruh senjata itu akhirnya diserahkan saat 145 dari 155 narapidana teroris menyerahkan diri usai diultimatum oleh polisi.
Mereka diultimatum dan diberi pilihan, menyerah atau diserbu.
"Aparat keamanan sebelum melakukan tindakan, lebih dulu memberikan ultimatum. Jadi bukan negosiasi. Jangan salah diartikan bahwa kita bernegosiasi," kata Wiranto di Mako Brimob, Kamis kemarin.
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan melalui ultimatun tersebut, para tahanan kemudian diberikan pilihan, menyerahkan diri atau menerima risiko akibat serbuan yang akan dilakukan aparat.
"Ultimatum ini dengan batas waktu tertentu sampai mereka menjawab, bukan kita ulur-ulur," katanya.
Setelah diberikan ultimatum, dari total 155 tahanan yang ada di Mako Brimob Kelapa Dua, sebanyak 145 orang menyerah tanpa syarat sebelum fajar pada Kamis pagi.
"Kita minta satu-persatu keluar dari lokasi dan tidak ada negosiasi apalagi tawar-menawar," jelas Wiranto.
Kemudian, ada 10 tahanan yang menolak menyerah, sehingga polisi melakukan serbuan ke lokasi tempat tahanan tersebut berkumpul.
"Dengan tembakan, bom, granat asap, granat air mata, ternyata 10 teroris yang tersisa menyerah. Dengan demikian lengkap 155 tahanan teroris telah menyerah kepada aparat keamanan Indonesia," tutur dia.
Menko Polhukam mengklaim tindakan polisi terhadap tahanan di Mako Brimob itu merupakan hasil keputusan rapat koordinasi yang dilaksanakan para aparat keamanan dengan pemangku kepentingan.
Ia juga menambahkan bahwa penyerbuan pada Kamis pagi tersebut sudah sesuai dengan standar operasional internasional.
Dan, dipastikan tidak ada korban jiwa saat dilakukan penyerbuan.
Negara Tak Takut
Terpisah, Presiden Joko Widodo menegaskan negara tidak takut terhadap terorisme.
"Negara dan seluruh rakyat tidak pernah takut dan tidak akan pernah memberi ruang kepada terorisme dan upaya-upaya yang mengganggu keamanan negara," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Jokowi didampingi Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius, Komandan Korps Brimob Irjen Rudy Sufahriadi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jokowi mengucap syukur karena seluruh narapidana terorisme yang melakukan penyanderaan di Mako Brimob sudah menyerahkan diri.
Dia juga berterima kasih kepada para aparat.
"Terima kasih sebesar-besarnya atas nama rakyat dan negara kepada seluruh aparat keamanan yang terlibat menyelesaikan peristiwa ini," ucapnya.
Jokowi juga menyampaikan duka mendalam atas gugurnya lima anggota kepolisian dalam peristiwa ini.
"Semoga keluarga diberi ketabahan," ujarnya. (tribun network/dwi/rio/wly)