Di lain sisi, Widi mengaku audisi acara serupa yang digelar tahun ini tidak bisa ia ikuti, sebab pendidikan merupakan prioritas utama baginya.
Pertimbangan lain apabila lolos audisi di Bali, maka harus pergi ke Jakarta untuk mengikuti audisi selanjutnya.
“Di samping jarak yang jauh, kan harus keluar biaya juga,” tuturnya.
Widi berharap, nama musisi asal Bangli bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, yang tidak hanya di Bali saja.
Ia pun berharap ke depannya Pemerintah Kabupaten bisa lebih sering mengadakan acara-acara musik sehingga ada wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi menyalurkan berbakatnya.
“Bisa dikatakan banyak sekali anak-anak muda asli Bangli yang memiliki bakat. Namun karena event untuk berekspresi sangat minim, bakat itu tidak bisa tersalurkan.
"Saya sendiri bahkan sampai mencari keluar Bangli. Tidak perlu uang, mendapatkan piala atau sertifikat pun, saya pribadi sudah sangat senang. Karena yang terpenting adalah ajang untuk menyalurkan bakat dan ada pengalaman,” tandasnya. (*)
keterangan foto: TRIBUN BALI/MUHAMMAD FREDEY MERCURY
Koleksi Piala - Ni Luh Putu Widiastuti saat ditemui di kediamannya, Rabu (6/3), menunjukkan berbagai koleksi piala yang diperoleh sejak tahun 2017.