Ibu PKK dari Dua Desa Bubar Lantaran Kecewa Tak Dapat Tempat Menari, Kadis 'Karena Ego'
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Di tengah-tengah kemeriahan HUT Kota Singaraja, 100 penari dari dua desa di Kecamatan Busungbiu merasa kecewa.
Mereka tidak dapat tampil, dalam acara Tari Rejang Renteng Massal yang digelar di sepanjang jalan Pramuka, Jalan Ngurah Rai, sampai dengan Jalan Veteran, Singaraja pada Sabtu (30/3/2019) kemarin, lantaran tidak kebagian tempat.
Dua desa yang tidak kebagian tempat itu adalah Desa Kedis dan Desa Umer Jero, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.
Perbekel Desa Kedis, Nengah Suparna mengatakan, sekitar 50 ibu-ibu PKK di desa tersebut seluruhnya merasa kecewa.
Baca: Tragedi di Lapangan, Aleksandar Rakic Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Terjatuh
Baca: Skor Akhir Persela vs Madura United Perempat Final Piala Presiden 2019, Berikut Cuplikan Golnya
Baca: Naik Bertahap, Harga Bawang Merah di Pasar Subagan Kisaran Rp 34 Ribu Per Kg
Baca: Begini Sejarah Tempat Selfie Seharga Rp 16 Miliar di Pantai Karangdadi Klungkung, Anda Penasaran?
Sesuai denah, Desa Kedis sebut Suparna menari di depan kantor BPJS Singaraja.
Namun, saat acara itu hendak dimulai, terdengar aba-aba untuk menggeser barisan ke arah utara.
Apesnya, saat barisan digeser, penari yang berasal dari Kecamatan Seririt dan Gerokgak, enggan untuk bergeser. Sehingga penari dari Desa Kedis dan Desa Ume Jero pun terjepit.
Atas kondisi itu, kedua desa ini pun memutuskan untuk membubarkan diri sebelum pentas tari Rejang Renteng massal dimulai.
"Sempat kami bertahan. Saya bilang ke salah seorang pegawai kecamatan jangan terus gasar-geser."
"Apa omongan saya ditangkap (didengar) atau tidak, namun faktanya penari desa Kedis dan Umejero harus mundur dan membubarkan diri karena terus didesak sampai penari terjepit. Posisi kami langsung diambil alih penari desa Bengkel," ungkapnya dengan nada kecewa.
Perbekel Suparna pun tak menampik jika salah seorang warganya tak tahan mencurahkan kekecewaan hingga menulis postingan di media sosial.
Sejatinya, peserta tari Rejang Renteng yang batal tampil itu sebut Suparna hanya ingin ngayah sebagai bentuk penghormatan kepada Kota Singaraja.
"Ya tidak apa-apa, kami maklum ada warga yang menulis kekecewaannya di facebook karena gagal pentas. Tentunya Ibu-ibu penari marah dan kecewa."
"Mereka sudah melakukan persiapan jauh hari, namun batal tampal. Belum lagi mepayas gede (berhias) dari pukul 05.00 wita. Ya, sekali lagi kami maklum," ungkapnya.