Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kendaraan yang digunakan jaringan Rusia untuk melancarkan aksinya membobol money changer di wilayah Denpasar dan Badung beberapa waktu lalu, berhasil diamankan Polresta Denpasar di wilayah Lombok.
Hal ini seperti diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Wayan Artha Aryawan, Sabtu (13/4/2019).
Sebelumnya, Polresta Denpasar bersama CTOC Polda Bali melakukan pengembangan kasus jaringan Rusia pembobol money changer wilayah Denpasar dan Badung, bahkan hingga melibatkan Polda NTB untuk melakukan penyelidikan sampai luar Bali.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar mengungkapkan, barang bukti mobil avanza kasus pembobolan money changer wilayah Denpasar dan Badung ditemukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kendaraan ini diduga digunakan untuk merampok di kawasan Denpasar dan Badung.
Baca: Bawaslu Bali Apel Siaga Patroli Masa Tenang, Siap Terjunkan 12.384 Pengawas TPS se-Bali
Baca: Ternyata Ini Alasan Karakter Disney Banyak Pakai Sarung Tangan Putih
"Benar kita temukan barang bukti satu unit mobil jenis avanza putih di Lombok," ujarnya.
"Jadi kami berhasil mengamankan mobil yang digunakan untuk kabur. Kami mengamankannya di wilayah hukum Polda NTB, saat ini sudah di Polda Bali, dan sudah melakukan proses menindaklanjuti pelaku yang membawa mobil tersebut," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, empat pelaku jaringan Rusia yang dipimpin Alexei Korotkikh beraksi di wilayah Denpasar dan Badung, di antaranya Ayana, Surfer's Paradise, Balangan, BMC Jalan Nakula, BCA Nusa Dua, dan BMC Jalan Pratama.
Selain empat pelaku yang berhasil diringkus beberapa waktu lalu, Kompol Wayan Artha mengatakan masih ada satu orang yang belum tertangkap dan masuk DPO.
"Jadi kami berhasil mengungkap empat pelaku diduga jaringan Rusia. Namun satu masih dalam pengejaran," lanjutnya.
Selain jaringan Rusia ini, kata Kompol Wayan Artha, masih ada jaringan lain yang terlibat dalam kasus ini.
Baca: Grup Band dan Musisi Lebih Banyak Rilis Single, Yovie & Nuno Justru Akan Rilis Album
Baca: Jalan ke Desa Wabup Bangli Habis Tergerus - Pengendara Balik Arah, Pejalan Kaki Lewat Semak-semak
Meski demikian, diakui pihaknya masih kesulitan mengungkap kasus pembobolan money changer ini karena beberapa kendala.
Salah satunya, para tersangka menolak buka suara terkait cara kerja dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
"Kesulitan yang kami alami bukan hanya diamnya para tersangka, mereka tidak mau menjelaskan bagaimana dan siapa saja yang berbuat (terlibat, red). Itu kendala kami. Para tersangka juga tidak ada yang mau mengaku. Pun demikian kami sudah melakukan pemantauan selama beberapa bulan, kami mengikuti apa yang menjadi target. Sehingga tanpa pengakuan merekapun kami bisa buktikan perbuatan mereka," jelasnya.