TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saat ini robot tak hanya dibuat oleh orang dewasa.
Anak-anak pun diharapkan aktif ikut membuat robot.
Tak sulit bagi Pryambada Pratama Putra (12) untuk menyelesaikan sebuah robot berbentuk mobil dengan lego robotik.
Apalagi ia telah belajar lego sejak TK dan sudah sempat mencoba membuat lego robotik.
Sejak duduk di bangku kelas V SD ia lebih serius terjun ke dunia robotik dan memperoleh juara I dalam lomba robotik tingkat Provinsi Bali sehingga dikirim ke nasional.
Di tingkat nasional pada ajang Nasional Robotik Competition ia mendapat juara 7.
• Ramalan Zodiak Minggu 3 November 2019, Virgo Pasangan Tahu yang Kamu Mau & Sebesar Itu Cintanya
• Stinger Tebar Sengatan Civettuola, Rilis Album Mini Secara Digital
Dan pada kompetisi robotik yang digelar Robotik and Codding Education Center di DTIK Festival, Taman Kota Lumintang, Denpasar, Sabtu (2/11/2019) sore, ia menjadi pemenangnya.
"Saya sudah belajar merangkai lego sejak TK. Kalau robotik mulai serius saat kelas V," katanya.
Sebanyak 30 siswa SD di Kota Denpasar ikut kompertisi ini.
Konsep lomba robot ini yakni tarik tambang.
Robot yang sudah selesai akan mengikuti adu kaut tarik tambang.
Dibutuhkan konstruksi yang kuat pada robot yang dibuat sehingga bisa jadi pemenang.
Director Robotik and Codding Center, Anak Agung Adi mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan edukasi terkait robotika bagi anak-anak SD.
• Terkuak! Sempat Kelabui Polisi, Ayah Tiri Ini Bunuh Anak Perempuannya dengan Menginjak Perut 2 Kali
• Beredar Viral Video Bapak dengan Tenggorokan Berlubang Karena Rokok, Begini Analisis Dokter
"Peserta berkreasi membuat robot sendiri yang pada akhirnya battle satu sama lain untuk melihat siapa yang lebih kuat. Jadi di sini kreativitas, ilmu fisika dan matematika digunakan," katanya.
Peserta berkreasi membuat mobil dengan lego dengan menggunakan tenaga penggerak berupa baterai.
"Tenaganya sudah sama, yang penting bagaimana mereka membangun konatruksi yang kuat dan seimbang," katanya.
Semua peralatan atau part lego robotik yang digunakan telah disediakan panitia yang kemudian dirakit peserta selama kurang lebih setengah jam.
Selain untuk SD juga digelar kompetisi untuk SMP dan SMA yang digelar Minggu (3/11/2019).
Untuk tema robot SMP dan SMA yakni line follower atau membuat robot yang mampu mengikuti garis.
Menurutnya, peserta yang ikut kompetisi ini rata-rata memiliki pengetahuan dasar robotik.
Karena harus menguasai pengetahuan konstruksi bagaimana caranya membangun robot yang kuat dan dipadukan dengan motor.
• Agus Antara Ngeri Melihat Korban Tebasan Parang di Kerobokan Kaja: Sebut Paling Parah Sosok Ini
• Gubernur Koster dan Pelindo III Capai Kompromi, 51% Lahan Reklamasi Pelabuhan Benoa untuk Hutan Kota
Ia menambahkan, untuk di Denpasar, perkembangan robot masih kurang bagus.
Hal ini karena minat untuk terjun ke dunia ini masih sangat rendah.
Diperlukan peran serta semua kalangan, termasuk dinas terkait, untuk meningkatkan kecintaan pada robotik, khususnya pada peserta didik.
"Selama ini robot ini dianggap susah, padahal tidak. Mereka harus belajar pengetahuan dasar agar semakin dikenal. Sekarang bukan orang dewasa saja yang harus menguasai robotik ini, tapi peserta didik juga harus bisa," katanya.
Ia yang telah bergelut selama 10 tahun dalam bidang edukasi robotik ini kini memiliki 200 siswa dari Denpasar, Badung, dan Ubud.
Tahun 2014 anak didiknya sempat memperoleh juara I pada kompetisi robot nasional pada kategori mekanik yang kemudian dikirim ke Qatar. (*)