Kerugian Rp 22 Miliar Lebih, Korban PT SGB Demonstrasi Tuntut Haknya

Penulis: Wema Satya Dinata
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENUNTUT  -  Forum Korban SGB membentangkan poster di depan kantor PT  Solid Gold Berjangka di Jalan Merdeka, Denpasar, Bali, Selasa (17/12/2019).  Mereka menuntut PT SGB mengembalikan uang yang mereka investasikan. Kerugian Rp 22 Miliar Lebih, Korban PT SGB Demonstrasi Tuntut Haknya

Masalah investasi PT SGB ini sudah bergulir cukup lama.

Bahkan Komisi II DPRD Provinsi Bali merekomendasikan agar PT SGB Cabang Bali ditutup sementara.

Namun rekomendasi tersebut belum terwujud hingga kini.

Hati-hati Modus Penipuan, Tak Ada CPNS Jalur Indonesia Sehat

Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2019, Pelamar Wajib Cetak Kartu Ujian, Ini Jadwalnya

Gubernur Bali Wayan Koster mendorong agar kasus ini dikaji secara hukum agar urusannya tidak berkepanjangan.

Kalau terjadi pelanggaran, gubernur merekomendasikan agar PT SGB Bali ditutup sementara.

“Saya sudah rekomendasikan dikaji secara hukum, (kalau melanggar) biar ditutup,” kata Gubernur  Koster saat ditemui seusai menghadiri HUT Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali di Gedung Città Kelangen ISI Denpasar, Selasa (17/12/2019).

Sementara Bendesa Adat Tanjung Bungkak, I Ketut Suweden mengatakan sebagai pemilik wilayah Desa Adat Tanjung Bungkak, pihaknya merasa terganggu dengan aksi demonstrasi yang sudah terjadi berulangkali.

Suweden mengaku kehadiran PT SGB di wilayah Desa Adat Tanjung Bungkak tidak meminta izin pada prajuru desa. 

Menurut dia, pihak desa adat selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk menjaga situasi tetap kondusif.

“Karena Lingkungan tiang diganggu dan diusik, maka tiang ikut mengamankan wilayah ini,” kata Suweden saat ikut mengawal demonstrasi di Kantor PT  SGB Cabang Bali.

Menurutnya, kalau permasalahan berlarut-larut, pihaknya menyarankan perusahaan ditutup saja.  Diakuinya, kalau sebuah perusahaan menimbulkan masalah di wewidangan desa adat, maka perusahaan itu bisa ditutup.

“Apalagi ada sedikit adu bodi (antara pendemo dengan karyawan perusahaan), wajar kita menutup usaha itu,” imbuhnya.

(*)

Berita Terkini