TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengatakan bahwa inflasi awal 2020 masih landai.
“Inflasi Bali pada Januari 2020, diperkirakan akan melandai dalam kisaran 0,20 persen-0,60 persen (mtm),” ucapnya, Kamis (9/1/2020).
Meskipun demikian, inflasi Bali pada tahun 2020, masih menghadapi beberapa tantangan terkait dengan rencana kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen.
Kemudian rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan, peningkatan kunjungan wisatawan yang membawa konsekuensi peningkatan permintaan serta peningkatan biaya pendidikan.
• Musim Hujan Jadi Tantangan Inflasi di Bali, Trisno Nugroho Optimistis Inflasi 2020 Di Bawah 4 Persen
• Pemkab Klungkung Tidak Alokasikan Anggaran Untuk Perawatan Pompa Bantuan Jepang
• Isyarat Tambah Pemain Baru di Bali United Jelang Kualifikasi Liga Champions Asia, Begini Kata Teco
“Inflasi Bali pada tahun 2019 menunjukkan capaian yang menggembirakan, terlihat dari nilai inflasi yang rendah sebesar 2,38 persen (yoy), lebih rendah dibanding tahun 2018 sebesar 3,13 persen (yoy),” sebutnya.
Capaian ini merupakan buah dari hasil kerjasama antara TPID Provinsi Bali, dan kabupaten/kota serta stakeholder terkait lainnya.
Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH), pada minggu pertama Januari 2020. Inflasi Bali mencapai 0,22 persen, seiring dengan terjadinya kenaikan harga beberapa komoditas seperti telur ayam, udang dan bumbu-bumbuan.
Meskipun demikian inflasi awal tahun melandai, karena tertahan oleh penurunan tarif angkutan udara, penurunan harga bahan bakar minyak, dan penurunan permintaan di masa low season pariwisata.
Sementara itu, sepanjang tahun 2020 inflasi diperkirakan dapat terkendali dalam sasaran inflasi nasional yaitu sebesar di bawah 3 persen atau hingga di bawah 4 persen (yoy).
“Hal ini sebagai hasil dari koordinasi yang solid antara TPID provinsi, dan kabupaten/kota serta dengan stakeholder terkait lainnya,” kata Trisno. (*)