Jamuan Babi Guling Ala Pemprov Bali di Saat Masyarakat Takut Makan Daging Babi

Penulis: Wema Satya Dinata
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menu babi guling.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bagi orang Bali, makan daging babi adalah tradisi.

Babi, dalam masyarakat Bali selain dagingnya disantap untuk melengkapi protein juga dijadikan persembahan dalam upacara adat. 

Di Denpasar, warung makan babi guling tak terhitung jumlahnya.

Belum lagi di wilayah lainnya di Bali.

Sisa Makanan Dari Hotel dan Restoran di Bali Dicurigai Jadi Faktor Penularan Virus Babi Afrika

Peternak Babi Di Denpasar Turunkan Harga Sejak Ada Isu Babi Afrika, per Kilo Hanya Rp 23 Ribu

Babi guling menjadi salah satu kuliner khas Bali yang banyak dicari oleh wisatawan luar Bali. 

Namun kini, masyarakat Bali tengah paranoid dengan daging babi karena adanya dugaan virus Flu Babi Afrika yang membuat ribuan babi di Bali mati mendadak. 

Kondisi peternakan babi di Dusun Uma Salakan, Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung, Bali, Senin (20/1/2020). (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Harga daging babi yang biasanya per kilogram bisa mencapai Rp 65 ribu kini tinggal Rp 23 ribu per kilogram. 

Kondisi ini pun menjadi runyam tatkala isu virus ini muncul menjelang hari raya Galungan dimana biasanya masyarakat menyelenggarakan tradisi mebat dengan menu babi guling atau lebih dikenal nampah be celeng.

Namun kini, daging babi malah ditakuti masyarakat.

Akibat dari banyaknya kasus kematian babi di beberapa lokasi di seluruh Bali, selain memberikan dampak ekonomi, juga memberikan dampak psikologis bagi peternak.

Dampak ini tidak hanya dialami oleh peternak yang tertimpa musibah tetapi juga peternak lain yang babinya tidak mati, sehingga mereka menjadi ikut merasa khawatir.

Hal itu dibuktikan dengan jika sedikit saja ada isu tentang kematian babi maka mereka secara tergesa-gesa menjual babinya, padahal belum waktunya untuk dijual.

Oleh karena itu Pemprov Bali pun melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali berinisiatif menggelar kampanye makan daging babi yang rencananya akan dilaksanakan pada Jumat, 7 Februari 2020 mendatang di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.

Kegiatan ini bertujuan mengembalikan kepercayaan publik bahwa daging babi aman dikonsumsi.

“Dari hasil diskusi dengan Pak Kepala Dinas dan Dirjen, upaya yang akan dilakukan untuk memulihkan kepercayaan peternak dan masyarakat atas musibah kematian ratusan babi di Bali, maka dipandang perlu untuk melakukan pemulihan psikologis dengan mengkampanyekan makan daging babi bahwa aman untuk dikonsumsi,” kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Ketut Gede Nata Kesuma, di Denpasar, Senin (3/2/2020).

Halaman
12

Berita Terkini