Bahkan di Cina sudah digunakan untuk membuat rumah sehingga tanpa perlu ada tukang.
Menurut Swastika, awal muda ide dikembangkannya 3D printer ini yakni dari melihat perkembangan teknologi yang semakin maju.
"Di luar eksperimen teknologi ini sudah sangat maju dengan keterbukaan teknologi mau tak mau kita harus mengembangkannya di Bali," katanya.
Saat ini pihaknya sedang menggarap design pura Ulun Danu Beratan untuk dijadikan souvenir.
Selain itu, pihanya juga sedang menggarap ogoh-ogoh yang dicetak 3D.
Saat ini pihaknya sudah mempunyai hak paten untuk 3D printer yang bisa dibawa kemana-mana.
Printer ini juga bisa dilengkapi dengan laser yang bisa digunakan untuk mencetak aksesoris dompet dengan harga Rp 4.5 juta.
Saat ini dirinya membuka lapak di Maker Space di Gedung Dharmanegara Alaya, Lumintang.
Printer ini merupakan printer 3D pertama yang ada di Bali. (*)