TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Printer kini tak hanya digunakan untuk mencetak file seperti foto maupun tulisan, namun kini sudah mampu mencetak benda tiga dimensi seperti membuat patung, cetakan kue, bahkan oleh-oleh.
Printer yang digunakan bernama 3D printer, teknologi ini di Bali dikembangkan oleh I Putu Agus Swastika bersama timnya.
Perancangan printer ini dimulai sejak tahun 2018 dengan menggunakan hibah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Dengan belajar dari internet, akhirnya tahun 2019 printer 3D hasil rakitan Swastika dan timnya bisa dirilis.
• Upacara Perabuan Aipda Made Arya Digelar Sebelum Diaben, Korban Sering Jadi Teknisi Kapal
• Kecelakaan di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk, Alfi Meninggal Dunia, Diduga Ngebut dan Tak Waspada
• Mengaku Sedih Jenazah Lina Jubaedah Diotopsi & Merasa Namanya Tercemar Teddy Pilih Begini
Bahkan kini pihaknya yang bernaung di bawah PT Bali 3D bisa membuat 30 printer 3D dalam setahun.
"Dalam setahun kami bisa membuat 30 printer, dan pemesannya kebanyak lembaga pendidikan dan praktikum," katanya Selasa (4/2/2020).
Untuk harga printer dengan ukuran dimensi 15 x 15 x 15 cm yakni Rp 3.5 juta.
Sistem kerja dari printer ini yakni design 3D dimasukkan ke dalam memory card dalam card reader.
Lalu alat ini akan membaca memory card yang telah diisi design.
Adapun bahan yang digunakan untuk mencetak design yakni filamen sejenis plastik ramah lingkungan yang berbentuk seperti tali.
Filamen ini dipanaskan oleh alat, dan kemudian dicetak menjadi benda sesuai design.
Untuk harga satu kilogram filamen ini yakni Rp 300 ribu.
"Selain menjual printer 3D kami juga bisa menjual produk cetakan 3D seperti patung ataupun cetakan kue," katanya.
Untuk mencetak satu design butuh waktu minimal 1 - 3 jam dan tergantung dari jenis design yang ingin dicetak.
Swastika mengatakan teknologi ini sudah berkembang di luar negeri seperti di Cina.
Bahkan di Cina sudah digunakan untuk membuat rumah sehingga tanpa perlu ada tukang.
Menurut Swastika, awal muda ide dikembangkannya 3D printer ini yakni dari melihat perkembangan teknologi yang semakin maju.
"Di luar eksperimen teknologi ini sudah sangat maju dengan keterbukaan teknologi mau tak mau kita harus mengembangkannya di Bali," katanya.
Saat ini pihaknya sedang menggarap design pura Ulun Danu Beratan untuk dijadikan souvenir.
Selain itu, pihanya juga sedang menggarap ogoh-ogoh yang dicetak 3D.
Saat ini pihaknya sudah mempunyai hak paten untuk 3D printer yang bisa dibawa kemana-mana.
Printer ini juga bisa dilengkapi dengan laser yang bisa digunakan untuk mencetak aksesoris dompet dengan harga Rp 4.5 juta.
Saat ini dirinya membuka lapak di Maker Space di Gedung Dharmanegara Alaya, Lumintang.
Printer ini merupakan printer 3D pertama yang ada di Bali. (*)