Virus ASF di Bali

Babi Mati Mendadak di Bali Positif ASF, Peternak Tabanan Minta Pemerintah Ambil Langkah Nyata

Penulis: I Made Prasetia Aryawan
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah petugas BB Veteriner Denpasar akhirnya datang ke Tabanan untuk mengambil sampel darah babi di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (29/1/2020). Babi Mati Mendadak di Bali Positif ASF, Peternak Tabanan Minta Pemerintah Ambil Langkah Nyata

Babi Mati Mendadak di Bali Positif ASF, Peternak Tabanan Minta Pemerintah Ambil Langkah Nyata

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Penyebab kematian babi di Bali sudah diumumkan positif terserang virus African Swine Fever (ASF).

Respon dari peternak di Tabanan mengenai pengumuman tersebut biasa, karena secara umum tak terpengaruh dengan pengumuman tersebut.

Namun, peternak menginginkan ada langkah nyata yang dilakukan pasca-munculnya wabah, yang merugikan para peternak babi di Bali.

"Kalau peternak gak masalah, mau diumumkan sekarang atau tahun depan. Asalkan, action pemerintah ke bawah (peternak) harus cepat dilakukan. Apalagi tingkat kematian serangan virus ASF ini mencapai 60-80 persen bahkan 100 persen," tegas seorang peternak di Tabanan, Gusti Putu Winiantara, Rabu (5/2/2020).

"Minimal kasi dong, bantuan disinfektan ke kami, baik itu kelas 2 atau kelas 1, agar kami yang menjadi peternak bisa meningkatkan biosecurity," imbuhnya.

Menurutnya, ke depannya para peternak sangat menginginkan tindakan nyata dari pemerintah untuk melindungi masyarakat Bali terhadap hal seperti ini.

Wabah Babi Mati Mendadak, Harga Babi di Jembrana Masih Stabil Rp 27 Ribu Per Kilogram

BREAKING NEWS Kematian Babi di Bali Positif Terkena ASF, Diduga Tertular dari Makanan Sisa Hotel

Bagaimana pemerintah lebih memperhatikan ternak rakyat dan ekonomi kerakyatan.

Misalnya, seperti tanaman padi yang ada asuransi dan ada ketentuan harga pokok.

Dari sisi penjual, mereka kebanyakan menyasar babi sakit.

Bahkan mereka juga membeli dengan harga murah seperti di harga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu dari harga biasanya Rp 25-27 ribu per kilogram.

Kemudian ketika sudah dijual di pasar harganya tetap di angka Rp 55-60 Ribu.

Selain itu, para tukang jagal juga harus ikut menjaga sterilisasi di kandang setiap peternakan yang didatangi.

Karena mereka juga secara otomatis menjadi pembawa muatan virus tanpa mereka sadari, terutama dari bangsung (alat penangkap babi).

Harga Babi di Bali Anjlok, Peternak Tak Menyangka Babinya Yang 3 Hari Bengong Tiba-Tiba Mati

Dinas Pertanian Denpasar Imbau Peternak Babi Tak Tambah Bibit Baru, 45 Ekor Babi Mati 

"Marilah kita bersama-sama bertanggungjawab. Artinya, peristiwa ini adalah bencana dan tidak ada yang boleh disalahkan, dan kami tidak pernah akan menyalahkan pemerintah. Hanya saja, kami inginkan perhatian pemerintah yang lebih serius, cepat dan tanggap. Dari sisi pembeli/penjual daging babi juga jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Toh, juga yang diajak berbisnis adalah peternak Bali," imbaunya.

Kemudian, kata dia, khusus untuk peternak juga jangan menjual babi yang sakit.

Disingung mengenai dugaan virus ASF tersebar melalui sisa makanan hotel, restoran, dan katering (hokera), Winiantara tak menampik perilaku sejumlah peternak yang memanfaatkan sisa makanan hotel yang tak dimasak.

"Intinya kembali ke kesadaran masing-masing, jika memang menggunakan hokera sebagai pakan ternak, kita olah dengan baik dulu, minimal dimasak dulu sebelum diberikan kepada ternak," tandasnya.

Ke depannya, dia mengharapkan, pemerintah melakukan langkah tegas untuk menyikapi permasalahan ini.

Apalagi mobilitas ternak babi di Bali pergerakannya sangat cepat.

Jangan sampai, penyebarannya ke semua wilayah yang ada di Bali, karena banyak fenomena peternak menjual babi yang sakit kepada tukang jagal karena ketakutan akan merugi total.

"Kami harap ini harus disikapi serius, bukan menutupi dengan dalih akan berdampak ke pariwisata. Justru ini akan menjadi bumerang sendiri. Sektor pariwisata itu harus didukung dengan keadaan peternakan yang baik, alam yang baik, keamanannya dalam keadaan baik, dan sektor lainnya juga dalam kondisi baik. Jika kondisinya seperti ini, wisatawan mana yang akan datang ke Bali?" tegasnya.

(*)

Berita Terkini