BREAKING NEWS Kematian Babi di Bali Positif Terkena ASF, Diduga Tertular dari Makanan Sisa Hotel
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyebab kasus kematian babi akhir-akhir ini yang terjadi di sejumlah daerah di Bali terjawab sudah.
Kematian babi tersebut dipastikan terkena virus African Swine Fever (ASF), atau demam babi Afrika.
Hal ini dikatakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.
"Iya, mati karena African Swine Fever dan sudah positif setalah dilakukan uji laboratorium," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuwardhana, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).
Dirinya menduga, babi di Bali bisa terkena virus ASF karena diberikan makanan sisa hotel, restoran dan katering (horeka) dan belum dimasak dengan baik.
• Wabah Babi Mati Mendadak di Bali Tembus 1000 Ekor, Peternak Babi Bingung Kembalikan Kredit
• Jamuan Babi Guling Ala Pemprov Bali di Saat Masyarakat Takut Makan Daging Babi
Akibat hal ini, Wisnuardhana mengaku langsung membentuk tim untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Sosialisasi bukan hanya dilakukan di daerah-daerah terjangkit, tetapi di semua wilayah supaya wabah tidak meluas.
Dirinya mengaku juga akan melakukan vaksinasi pada ternak secara teratur sesuai rekomendasi kesehatan hewan, serta akan terus mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga agar babi yang pelihara tetap sehat, dengan cara memberikan pakan yang nyaman dalam kandang yang bersih, kering dan hangat.
"Kami akan terus mengimbau masyarakat untuk mencegah kontak langsung antara babi sehat dengan babi yang sakit," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau peternak tidak memanfaatkan makanan sisa restoran, dari penerbangan atau pelayaran untuk pakan babi.
• Dinas Pertanian Denpasar Imbau Peternak Babi Tak Tambah Bibit Baru, 45 Ekor Babi Mati
• Tak Mau Makan & Bengong Tiga Hari, 9 Ekor Babi Milik Peternak di Denpasar Ini Akhirnya Mati
Hal ini, menurutnya, menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan.
Wisnuwardhana juga meminta kepada peternak untuk menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya supaya tidak menjadi sarang caplak, serta membersihkan kandang babi secara teratur dengan desinfektan atau kaporit.
Baginya hal itu merupakan salah satu bahan efektif dan murah untuk membasmi virus ASF.
Peternak juga harus menertibkan orang yang tidak berkepentingan untuk tidak masuk dan keluar area kandang babi, misalnya dengan cara menempelkan tulisan berupa tanda larangan.
"Pembeli babi tidak perlu masuk ke kandang dan kendaraan pengangkut babi harus disemprot dengan desinfektan sebelum memasuki halaman kandang," kata dia.
(*)