Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyebab kasus kematian babi di Bali sampai saat ini masih menggantung.
Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyebutkan, bahwa sampel kematian babi di Bali masih dalam proses di Balai Veteriner Medan.
"Tadi saya bilang (pengujian) sedang dalam proses. Kalau memang positif ya akan kita umumkan. Kalau enggak (positif) ya enggak (kita umumkan)," kata Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Fadjar Sumping Tjatur Rasa saat acara makan babi bersama di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Jumat (7/2/2020).
Dijelaskan olehnya, lama pengujian ini tergantung dari sampel yang didapatkan.
Jika sampel yang didapatkan sudah clear maka cepat untuk dilakukan pengujian.
• Timnas Jerman di Piala Eropa 2020 Akan Sulit Bersinar, Ini Penjelasan Gelandang Real Madrid
• 1 Pasien Observasi Corona Kembali Dirawat di RSUP Sanglah
• Dewan Badung Sebut Badung Tak Bisa Bertumpu Terus pada Pariwisata
Sedangkan seandainya sampel kurang clear maka sulit.
"Makanya kita ambil sampel lagi untuk memastikan," jelasnya.
Bagi dia, yang terpenting dilakukan saat ini bukanlah mencari kejelasan penyakit apa yang menyebabkan kematian babi.
Akan tetapi yang terpenting justru bagaimana cara menanganinya.
Menurutnya, penyakit yang menular strategis cara penanganannya hampir sama.
Penanganan yang dilakukan supaya hewan tidak menyebarkan atau menularkan penyakit kepada hewan lain.
Hal ini bisa dilakukan dengan penerapan biosecurity.
• Dokter Pertama yang Peringatkan Virus Corona Meninggal Dunia
• Soal Penyebab Kematian Ratusan Babi di Bali, Kadistan Bali Akui Salah Ngomong
• Ketua PHDI Sebut Arak Bali Punya Tiga Manfaat
Selain itu juga perlu dilakukan mematikan penyakit dengan disinfeksi
"Nah upaya-upaya itu yang penting dilakukan sebenarnya. Jadi ya mau penyakitnya apa ya itu yang dilakukan. Makanya yang penting itu dulu," kata dia.