"Pas Saya Datang, Dia Putus Napas", Kesaksian Bupati Belu Lihat Pasien DBD Meninggal di Depan Mata
TRIBUN-BALI.COM, KUPANG - "Pas Saya Datang, Dia Putus Napas", Kesaksian Bupati Belu Lihat Pasien DBD Meninggal di Depan Mata
Sedikitnya lima warga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD), yang melanda wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste itu.
Bupati Belu Willy Lay mengatakan, lima warganya meninggal itu, terhitung sejak Januari hingga Jumat (13/3/2020).
Willy menyebut, korban yang meninggal rata-rata berusia di bawah 10 tahun atau masih anak-anak.
Penyebab jatuhnya korban jiwa akibat DBD, lanjut Willy, lantaran warganya tidak memiliki uang untuk berobat ke rumah sakit.
Warga juga, kata Willy, tidak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
• 22 Kasus DBD di Jembrana Sepanjang Maret, Dua Bocah Meninggal, 62 Kasus di Triwulan 2020
• 2 Bocah di Jembrana Meninggal Karena DBD
“Saya sudah cek langsung, ternyata masyarakat takut datang ke rumah sakit karena tidak punya BPJS," ungkap Willy, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/3/2020) malam.
Para penderita DBD, lanjut Willy, baru dilarikan ke rumah sakit saat kondisinya kritis.
Akibatnya, nyawa mereka tak bisa diselamatkan.
Bahkan, kata Willy, dirinya sempat menjenguk pasien DBD di RSUD Atambua, Kamis (12/3/2020).
“Pas saya datang, dia putus napas. Kita sedih sekali,” kata Willy sedih.
Penderita yang meninggal itu, lanjut Willy, diketahui bernama Maria dan merupakan pasien meninggal ke-5.
• Waspada! 382 Orang di Bali Positif Demam Berdarah, Sudah Tersebar di Sembilan Kecamatan di Buleleng
• Terjadi Setiap Tahun. 41 Desa di Karangasem Dinyatakan Endemis DBD
Melihat kondisi itu, Willy langsung bergerak cepat mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala desa, lurah, camat dan instansi lainnya untuk membawa warga yang menderita demam ke puskesmas atau rumah sakit tanpa dipungut biaya.
"Semua pasien yang datang berobat tidak usah bayar. Gratis dulu, supaya mereka tidak takut datang. Ada BPJS atau pun tidak, tetap harus ditangani," tegas dia.