Sementara hingga Senin (16/3), Pemprov Bali menyatakan sudah ada 73 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Jumlah 73 PDP Covid-19 itu terhitung sejak kasus pertama hingga sekarang.
"Jumlah (pasien) pengawasan yang pernah diisolasi itu ada 73. Yang dalam pengawasan penuh 72, yang satu kan sudah meninggal," kata Koster.
Dari 73 pasien PDP Covid-19 tersebut, sudah ada 54 yang keluar hasilnya dan dinyatakan negatif.
"Satu saja positif yang meninggal itu.
Meninggalnya pun mungkin bukan karena positif, mungkin karena komplikasi penyakit bawaan," tandasnya.
Sementara sisanya sebanyak 19 orang PDP Covid-19 masih menunggu hasil uji laboratorium dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. "Astungkara belum ada yang positif lagi, kecuali yang satu itu. Dan orang Bali semuanya astungkara tidak ada yang terkena," tutur Koster.
Alasan Pariwisata
Di sisi lain, Koster juga menganggap Bali tidak perlu melakukan lockdown. Bahkan baginya lockdown sangat berbahaya.
Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, Bali adalah destinasi pariwisata dunia dan kebutuhan pokok juga banyak datang dari luar, baik dari dalam maupun luar negeri.
Karena itu sulit bila dilakukan lockdown seperti di Wuhan (China), Italia, Filipina, dan Denmark.
"Kalau lockdown saya kira itu bahaya. Pemerintah pusat saja belum masak kita lakukan lockdown. Tidak penting-lah itu," ujarnya.
Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Bali I Nyoman Adnyana, juga menilai belum saatnya Pulau Dewata melakukan kebijakan lockdown.
"Sampai saat ini belum (mengusulkan lockdown). Rasanya belum cukup alasan lockdown untuk Bali," katanya saat ditemui di kantornya, Senin (16/3).
Jika nantinya lockdown memang terpaksa harus dilakukan, menurutnya Bali harus mampu beralih pada sektor selain pariwisata, terutama pertanian dan sektor lainnya yang menjadi unggulan.