Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah sebelumnya pengarakan ogoh-ogoh saat Pangerupukan di Denpasar hanya dilakukan dilingkungan banjar, akhirnya kini tak dilaksanakan saat Pangerupukan pada Selasa (24/3/2020).
Pawai ini ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Akan tetapi ada rencana jika ogoh-ogoh ini nanti akan ditampilkan pada saat parade ogoh-ogoh di bulan September atau Oktober 2020.
Ini merupakan hasil keputusan dari Paruman Bendesa se-Kota Denpasar bersama Walikota Denpasar, Satgas Siaga Bencana Kota Denpasar pada Jumat (20/3/2020) di Graha Sewaka Dharma Lumintang, Denpasar.
• Sasar Kaum Milenial, Daihatsu Luncurkan New Ayla dan New Sirion
• Cegah Aksi Balapan Liar, Kapolresta Denpasar Akan Komunikasikan dengan Pemerintah Daerah
• Remaja Masih Nekat Trek-Trekkan, Ini yang Akan Dilakukan Kapolresta Denpasar
Paruman juga menghadirkan pembicara ahli virologi yang memaparkan materi terkait bahaya penyebaran covid-19 yakni Ni Nyoman Sri Budayanti.
Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra meminta, walaupun tak dilakukan pengarakan saat Pangerupukan ini, namun ogoh-ogoh tersebut disimpan saja.
Karena ogoh-ogoh ini akan kembali diarak saat digelarnya festival ogoh-ogoh.
"Ogoh-ogoh sementara tidak diadakan dulu. Ditunda untuk sementara waktu. Nanti ogoh-ogoh ini akan diarak pada acara selanjutnya di festival atau parade ogoh-ogoh. Tapi nanti. Kami harap karyanya disimpan saja dulu dengan baik," katanya.
"Kami bersama Bendesa Kota Denpasar menyepakati penundaan pengarakan ogoh-ogoh baik berupa parade maupun pawai di masing-masing desa adat seluruh Kota Denpasar, dimana penundaan ini sepenuhnya berlaku dalam status siaga bencana Covid-19," imbuhnya.
Ia menambahkan jika penundaan ini dilakukan untuk menyikapi imbauan dari PHDI Pusat, Gubermur Bali, serta Majelis Desa Adat, yang telah memutuskan rangkaian pedoman pelaksanaan Hari Raya Nyepi.
Rai Mantra pun berjanji akan memberikan dana sebesar Rp 10 juta kepada masing-masing banjar untuk penyelenggaraan festival jika kondisi sudah kondusif.
"Kita akan agendakan ulang khusus untuk ogoh-ogoh, akan digelar dalam bentuk festival dan pemkot akan memberikan dana sebesar 10 juta untuk masing-masing ogoh-ogoh, untuk waktunya nanti apabila situasi status siaga bencana dicabut, bisa September atau Oktober," kata Rai Mantra.
Sementara Kadisbud Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram mengatakan penundaan ogoh-ogoh ini akan disampaikan langsung ke masing-masing Desa Adat.
"Jadi kesepakatan hari ini, intinya seluruh bendesa bersama majelis desa adat dan pemerintah Kota Denpasar menyepakti penundaan ogoh-ogoh, kita harapkan kesepakatan ini dapat dipatuhi dan harap dimaklumi demi kebaikan kita bersama," katanya.