Sedangkan kematiannya hampir mencapai angka 11.000.
Meski AS dihadapkan pada prediksi dan fakta yang pahit, setidaknya ada sedikit harapan di pusat pandemi corona, New York.
Gubernur New York, Andrew Cuomo, pada Senin (6/4/2020) lalu mengklaim kurva kematian sudah berangsur rata dalam dua hari.
Negara bagian ini pada Senin lalu melaporkan 599 kematian baru, hampir setara dengan penambahan 594 pada Minggu dan ada penurunan cukup banyak dari angka 630 pada Sabtu-nya.
Kendati demikian, Cuomo tetap menutup sekolah dan bisnis tidak penting selama tiga minggu ke depan.
"Sekarang bukan waktunya longgar," katanya.
Menurutnya, landainya perkembangan kematian ini masih belum bisa dipastikan.
"Ini penuh harapan tetapi juga tidak meyakinkan," kata Cuomo.
Sehingga dia tidak ingin mengambil tindakan yang salah bila melonggarkan pembatasan terlalu cepat.
"Jika kurva berubah, itu karena tingkat infeksi turun. Jika tingkat infeksi turun, itu karena jarak sosial bekerja," tambahnya.
Pandemi corona atau Covid-19 setidaknya telah membunuh 74.816 orang di dunia sejak akhir Desember 2019 silam.
Sementara itu jumlah kasus melampaui 1 juta dan kini totalnya 1.349.660.
Namun jumlah pasien sembuh juga banyak, yakni sebesar 286.664.
Pemerintah AS memperingatkan akan ada 100.000 hingga 240.000 korban jiwa di negara Paman Sam ini.
Prediksi angka yang besar ini bahkan bisa terjadi pada skenario penerapan jarak sosial atau social distancing yang ketat.
Sembilan negara bagian masih belum memerintahkan penutupan total.
Hal ini tak pelak membuat para pakar kesehatan frustrasi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kematian di Amerika Serikat akibat Corona Tembus 10 Ribu, Lampaui Rekor Korban 6 Perang oleh AS