Ngopi Santai

Belajar dari Amerika Serikat, Kisah Pemilu di Masa Pandemi Flu Spanyol 1918

Penulis: Ragil Armando
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga orang lelaki melempar kertas suara, surat penghitungan suara dan buku-buku jajak pendapat pemilihan Newberry 1918 ke tungku api di Gedung Capitol, AS

Kebanyakan korban flu ini adalah orang dewasa dan muda.

Di Amerika Serikat sendiri, gelombang serangan pertama pandemi tersebut dimulai saat musim semi itu, justru saat negeri itu baru akan memulai pesta demokrasi tersebut.

Kasus pertama di negara tersebut dilaporkan di kamp pelatihan US Army Camp Funston di Fort Riley, Negara Bagian Kansas.

Serangan gelombang kedua mulai muncul di September 1918 di kamp pelatihan militer dan fasilitas angkatan laut dekat Boston, serangan ini sendiri merupakan serangan yang terparah daripada gelombang pertama.

Akibatnya, virus tersebut menyebar menjadi pandemi dengan cepat ke seluruh Amerika. Di Oktober 1918 saja, total 195.000 orang Amerika telah meninggal.

Ketika para ilmuwan berlomba-lomba mencari vaksin, pejabat kesehatan masyarakat menerapkan ke metode social distancing dan karantina. Banyak gubernur-gubernur negara bagian dan pejabat lokal yang mengeluarkan peraturan guna melarang pertemuan publik, menutup sekolah, gereja, teater, bar dan tempat-tempat lain di mana orang-orang biasanya berkumpul.

Hal ini membuat pelaksanaan pemilu terganggu di seantero Amerika.

Dionne Searcey dalam "The Lessons of the Elections of 1918" yang dimuat di The New York Times pada 21 Maret 2020 mencatat di Negara Bagian Nebraska, misalnya, pihak berwenang mencabut larangan pertemuan publik pada awal November 1918 dan mengizinkan para politisi untuk berkampanye lima hari sebelum pembukaan jajak pendapat. 

Karena berbagai larangan-larangan ini, banyak kandidat pemilu paruh waktu 1918 tidak dapat berkampanye dengan cara biasa.

Mereka terpaksa mengandalkan bentuk komunikasi yang tidak langsung, termasuk lewat liputan surat kabar atau mengirim materi kampanye melalui pos.

Sejalan dengan penerapan langkah-langkah untuk mengendalikan pandemi, membuat waktu proses pemungutan suara di pemilu tersebut di setiap negara bagian.

Saat itu, di bulan November 1918, pandemi mulai mereda di wilayah Pantai Timur Amerika. Tetapi, di wilayah Pantai Barat Amerika justru korban pandemi semakin meningkat.

Di Negara Bagian California, tepatnya di Kota Sacramento, beberapa tempat pemungutan suara tidak dibuka karena tidak banyak warga masyarakat yang dianggap sehat untuk memilih.

Di negara bagian yang sama, tepatnya di Kota San Francisco para petugas kesehatan mewajibkan semua petugas pemilu dan pemilih untuk memakai topeng pada hari pemilu.

Sebaliknya, di kawasan Pantai Timur, otoritas kesehatan masyarakat di Washington, DC memutuskan untuk membuka kembali gereja, sekolah, dan teater pada 4 November, sehari sebelum pemilu paruh waktu.

Halaman
1234

Berita Terkini