TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sebanyak 17 Desa di Karangasem mengusulkan pengadaan sumur bor ke Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Daerah yang mengusulkan sumur Bor yakni desa yang kesulitan mendapat air bersih saat musim panas, dan kemarau.
Belasan desa yang mengusulkan yakni Desa Bebandem, Bungaya Kangin Kecamatan Bebandem. Kecamatan Kubu ada Desa Ban, Tianyar, Tianyar Barat, Tianyar Tengah, Kubu, Sukadana, Baturinggit.
Di Abang ada Culik, Ababi, & Nawakerti. Sisanya Pempatan, Antiga, Bugbug, Bukit, & Tegalinggah.
• Tempat Ibadah di Buleleng Mulai Dibuka, Pengurus dan Umat Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
• 6 Warga Padangsambian Kelod Denpasar di-Swab Test dan 50 Orang Akan di-Rapid Test
• Kemenko Perekonomian: Pembukaan Sembilan Sektor Ekonomi Utamakan Aspek Kesehatan
Kabid PPL, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karangasem, I Ketut Prama Budarta, menjelaskan, desa yang usulkan sumur BOR adalah daerah yang kesulitan memperoleh air.
Setiap tahun kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Usulan sumur BOR diajukan tahun 2019 & 2020.
"Desa yang mengusulkan sumur BOR ke Badan Geologi merupakan daerah rawan air. Semoga dari Kementerian ESDM bisa merealisasikan secara bertahap,"ungkap Kabid PPL, Ketut Prama Budarta, Kamis (18/6/2020) siang.
Ditambahkan, Badan Geologi berencana bangun sumur BOR 2 unit di tahun 2020.
Kemarin (17/6) siang, kata Prama, tim dari Badan Geologi sempat mengecek ke daerah yang mengusulkan bantuan sumur BOR. Yakni Desa Nawakerti, Kecamatan Abang serta Desa Ban, Kecamatan Kubu.
"Hasil pengecekan yakni di Ban diperkirakan ada air, serta di Nawakerti tidak ada potensi air. Karena di Desa Nawakerti tidak ada potensi air, akhirnya dialihkan ke Desa Tianyar Barat,"kata Ketut Prama Budarta, mantan Kabid Bina Marga.
Tim dari Badan Geologi sedang melakukan kajian untuk dibangun sumur BOR.
Apakah potensi air yang ada disekitar Desa Ban serta Tianyar Barat bisa di eksplorasi.
"Kita hanya memfasilitasi. Tapi dalam waktu dekat akan diinformasikan oleh tim Badan Geologi,"imbuh Ketut Prama.
Untuk diketahui, desa yang mengusulkan bantuan sumur BOR merupakan daerah rawan air sesuai surat keputusan (SK) Bupati Karangasem.
• Pasca Ditemukan Satu Staf Dewan Positif Covid-19, Protokol Kesehatan di DPRD Buleleng Diperketat
• Dek Awan Diamankan Polisi Saat Nge-fly, Dua Tersangka Narkoba Dibekuk Satresnarkoba Polres Tabanan
• Rekrutmen PPDP Mengawali Tahapan Pilkada Serentak 2020, Pendaftaran Paslon Mulai Awal September
Daerah ini adalah daerah kering, dan kesulitan saat musim panas. Desa ini sangat memerlukan sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga setiap hari.
Saat musim panas, biasanya warga yang tinggal di daerah kering membeli air untuk memenuhi kebutuhan tiap harinya.
Warga membeli air per tangki sekitar Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu, tergantung medan yang dilalui kendaraan.
Untuk itu, warga berharap dibangun sumur BOR di daerah kering.(*)