Penemuan Virus Baru di China yang Berasal dari Babi, Dikhawatirkan Berpotensi Jadi Pandemi Lagi

Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Babi

TRIBUN-BALI.COM - Terbaru ilmuwan menemukan jenis virus baru di China yang berpotensi menjadi pandemi lagi.

Kita semua tahu bahwa virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.

Awalnya, pihak medis menyebutkan sebagai virus corona Wuhan.

Namun kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan SARS-CoV-2.

Formula 1 Akan Mulai Balapan Perdana Pekan Ini, Berikut Jadwalnya

BREAKING NEWS: Penemuan Jenazah Perempuan di Sebuah Kantor di Renon, Diduga Tewas Gantung Diri

7.409 Satgas Gotong Royong Desa Adat di Buleleng Diberi Insentif Beras 15 Kg

Setelahnya, WHO juga mengumumkan bahwa virus corona sebagai pandemi, di mana ini adalah epidemi dalam skala internasional dan biasanya memengaruhi sejumlah besar orang.

Sebab, sudah hampir 10 juta orang di dunia terinfeksi virus corona dan ratusan ribu lainnya meninggal dunia.

Bahkan terjadi masalah ekonomi yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaannya.

Seolah belum selesai, ada lagi sebuah virus yang berpotensi menjadi 'pandemi'.

Dan lagi-lagi virus itu ditemukan di China.

Dilansir dari BBC pada Selasa (30/6/2020), kata para ilmuwan, baru-baru ini muncul sebuah jenis baru flu yang berpotensi menjadi pandemi telah ditemukan di China.

Di mana virus ini muncul dan dibawa oleh babi, tetapi dapat menginfeksi manusia.

Walau begitu, para peneliti tetap khawatir bahwa virus jenis baru itu dapat bermutasi lebih lanjut.

Lalu menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia. Setelahnya dapat memicu wabah global, seperti pandemi virus corona.

Ajak Anak Berkebun, Berikut 6 Manfaatnya, Termasuk Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

Limbah Medis Covid-19 di RSUP Sanglah Capai 100 Kg Per Hari, Dibuang Kemana?

Kembangkan Diri lewat Berjalan Kaki, Gimana Caranya?

Kesamaannya, virus corona juga disebutkan berasal dari hewan, yaitu kelelewar. Lalu bermutasi menginfeksi manusia.

Para ilmuwan menulis dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences bahwa mereka sedang berusaha mengukur untuk mengendalikan virus pada babi.

Halaman
12

Berita Terkini