TRIBUN-BALI.COM - Krisis keuangan bisa menjangkiti siapa saja.
Meskipun Anda bergaji tinggi, Anda juga bisa terkena krisis keuangan jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.
Lalu, bagi mereka yang bergaji pas-pasan, kondisi mereka juga tak bisa dibilang aman secara finansial.
Sebab, mereka masih harus berjuang mengelola pendapatannya agar tak terjebak utang yang bisa memicu terjadinya krisis keuangan.
Persoalannya adalah krisis keuangan dapat terjadi ‘tiba-tiba’ apalagi di tengah situasi pandemi virus corona saat ini.
Meskipun ekonomi terlihat mulai bangkit perlahan-lahan dengan penerapan new normal tapi angka penyebaran virus corona masih tinggi.
Menyoal krisis keuangan pribadi, Anda sebaiknya senantiasa waspada dan bersiap diri sebab situasi sulit ini bisa terjadi kapan saja.
• Arti Mitos Mengenai Suara Burung di Malam Hari, Ada yang Meninggal hingga Datangnya Musibah
• Bisa Rusak Sistem Kekebalan Tubuh, Ini Waktu dan Dosis yang Tepat untuk Minum Kopi
• Pisang hingga Susu Hangat, 5 Makanan Ini Dapat Membantu Tidur Lebih Nyenyak
Kenali penyebab umum krisis finansial rumah tangga, antara lain kehilangan pekerjaan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), kebangkrutan usaha atau mengalami keadaan darurat medis.
Menyikapi hal ini, Anda tak perlu khawatir berlebihan.
Cukup lakukan persiapan yang maksimal sehingga Anda bisa terhindar dari krisis finansial. Apa saja itu? Simak ulasan lengkapnya dari Cermati.com.
1. Review dan Evaluasi Keuangan
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah melakukan review dan evaluasi keuangan.
Cek kondisi keuangan Anda saat ini seperti pengeluaran dan pemasukan bulanan.
• Hari Ini dan Besok, Promo JSM Alfamart dan Indomaret, Diskon Beras, Minyak Goreng hingga Aneka Susu
• Tampak Istimewa, Kentang Isi Udang Mayo Ini Ternyata Mudah Dibuat, Berikut 1Resepnya
• Ramalan Zodiak Cinta 4 Juli 2020, Aquarius Buka Hati Lebar-lebar, Gemini Jangan Takut
Apakah hasilnya, pengeluaran masih dalam batas aman atau sebaliknya?
Evaluasi keuangan adalah hal mendasar di mana Anda bisa mendeteksi apakah Anda berpotesi tinggi mengalami krisis keuangan dari faktor internal.