TRIBUN-BALI.COM - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membuat sistem pendeteksi suhu yang memanfaatkan kecerdasan buatan bernamakan TT-Techno Temperature.
Kehadiran sistem TT-Techno Temperature tersebut berkat kelihaian tangan dari lima mahasiswa yang tergabung dalam Tim Instone dari Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi ITS.
Lima mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam Tim Instone membuat sistem pendeteksi suhu yang memanfaatkan kecerdasan buatan bernamakan TT – Techno Temperature.
Dikutip Wartakotalive.com dari laman ITS.ac.id, Minggu (26/07/2020) ide ini diangkat dari kelemahan pengukuran suhu tubuh secara tradisional yang masih menggunakan manusia sebagai pelaksananya dan kemungkinan terjadinya kesalahan teknis dalam pendataan di lapangan.
• Update Covid-19 di Bali: 77,33 Persen Pasien Telah Sembuh, Ramuan Arak Bali Mulai Diteliti
• Update Covid-19 di Bali 25 Juli, Persentase Pasien Sembuh Mencapai 77 Persen, 658 Dalam Perawatan
Lukman Arif Hadianto, Ketua Tim Instone, menjelaskan lebih lanjut mengapa protokol deteksi suhu seharusnya menggunakan teknologi bukan manusia.
“Pelaksanaan dengan melakukan kontak fisik dapat berpotensi membahayakan petugas tersebut, selain itu proses pendataan secara manual juga memperlambat dalam identifikasi tersangka pengidap Covid-19,” paparnya.
Menurut Lukman, TT – Techno Temperature sendiri adalah sistem pengenalan pola suhu tubuh menggunakan sensor LWIR dan pengolahan citra sebagai tindak lanjut pencegahan penyebaran Covid-19 yang terintegrasi dengan pemerintah dan rumah sakit.
Lukman Arif Hadianto, Ketua Tim Instone menampilkan inovasinya TT – Techno Temperature sebagai sistem pendeteksi suhu terintegrasi untuk antisipasi Covid-19.
Pemuda kelahiran 1998 ini menjelaskan, TT – Techno Temperature menggunakan kamera thermal Flir Lepton yang dapat mengukur suhu tubuh manusia.
• Timnas Indonesia sudah Swab Test, Spaso Dkk Hari Ini Mulai Latihan Perdana dengan Shin Tae-yong
Kamera ini sendiri menerapkan konsep kecerdasan buatan berupa neural networking.
“Untuk penerapannya, sensor tersebut disambungkan ke aplikasi yang dapat menampilkan user interface dari hasil pembacaan sensor tersebut,” ujar mahasiswa angkatan 2017 ini.
Nantinya, lanjut Lukman, terdapat threshold atau nilai ambang batas suhu minimal yang ditentukan.
Jika terdeteksi suhu tubuh di atas nilai ambang batas tersebut, maka kamera secara otomatis mengambil gambar wajah manusia dan mengirimkan data tersebut ke pengguna aplikasi ini serta membunyikan alarm untuk peringatan.
Selanjutnya, data tersebut akan dikirimkan ke pemerintah pusat atau daerah dan rumah sakit untuk monitoring dan tindak lanjut terhadap manusia yang suhu tubuhnya di atas batas normal.
Misalnya, dengan melakukan penjemputan suspect tersebut agar segera diperiksakan ke rumah sakit terdekat dan dikarantina.