“Sistem ini sangat efektif sebab data pasien atau manusia yang terindikasi suhu tubuh di atas batas normal dapat terdeteksi secara cepat dan realtime,” ungkap mahasiswa kelahiran Kediri ini.
Lukman menjelaskan, letak keunggulan dari inovasi Instone yaitu terintegrasi dengan aplikasi user, aplikasi rumah sakit, dan aplikasi pemerintah. Sehingga mempermudah pelacakan orang yang terdeteksi oleh sensor tersebut.
“Selain itu, terdapat notifikasi berupa pengiriman pesan informasi kepada yang terdeteksi sensor ini berupa suhu tubuh yang diukur dan informasi rumah sakit, agar melakukan pengecekan manual ke rumah sakit atau karantina mandiri di rumah,” papar Lukman.
Berkat inovasi yang digagas oleh Lukman bersama Ari Wardana, Noor Robbycca Rachmana, Indriani Aramintha Mentari, dan Nurfani Arifudin, berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Aplikasi Inovatif dan Inspiratif Covid-19 (LAI2-Covid-19) berskala nasional pada sublomba Detektor yang diadakan oleh Direktorat Kemahasiswaan ITS.
• Beredar Isu Thermo Gun Bisa Rusak Otak, Pengunjung Lapangan Renon Tak Mau Cek Suhu di Kepala
Dalam pengerjaannya sendiri, Tim Instone menghadapi kendala seperti pemilihan sensor yang dapat mendeteksi suhu tubuh secara cepat dan tepat, serta tantangan di mana proses diskusi dan pengerjaannya yang dilakukan secara daring.
“Meskipun begitu, lomba ini sangatlah menarik bagi kami yang tidak bisa berkontribusi di garda terdepan untuk penyembuhan, akan tetapi bisa berkontribusi dalam membuat terobosan alat baru,” ujarnya bangga.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Hebat, 5 Mahasiswa ITS Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Suhu untuk Cegah Penyebaran Covid-19, https://wartakota.tribunnews.com/2020/07/26/hebat-5-mahasiswa-its-surabaya-ciptakan-alat-pendeteksi-suhu-untuk-cegah-penyebaran-covid-19?page=all