“Semula tidak jadi tempat Piala Dunia U-20, namun dengan pendekatan yang elegan langsung ke Ketua Umum PSSI, Bali dipilih jadi tempat penyelenggaraannya,” katanya.
Koster mengatakan, penguatan desa adat, perlindungan Pura Besakih, pembuatan pusat kebudayaan Bali, pembangunan shortcut serta pelabuhan segitiga pada abad-21 ini didedikasikan untuk kebangkitan dan kesinambungan kejayaan peradaban Bali sebagai Padma Bhuana dari era kerajaan Bali kuna dengan Raja Udayana abad ke-11 dan era Kerajaan Gelgel dengan Raja Dalem Waturenggong pada abad ke-15.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak termasuk para pengkritiknya dan dianggap sebagai tambahan energi.
Ia juga mengatakan, kritik keras dan pedas yang disampaikan di media sosial dianggap sebagai kepedulian dan tanggungjawab pihak tersebut dalam pembangunan Bali.
“Titiang Wayan Koster dan Tjok Oka Sukawati ngayah wau dua tahun (ngayah baru dua tahun), siap ngayah secara total, lascarya, niskala, sekala, untuk memimpin pembangunan Bali, melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan fokus, tulus, dan lurus,” katanya.
(*)