Ditemukan bahwa pria lebih mungkin mengembangkan monosit atipikal yang sangat pro-peradangan dan mampu membuat sitokin khas dari badai sitokin.
Di sisi lain, wanita juga cenderung memiliki respons sel T yang lebih kuat, yang dibutuhkan untuk membunuh virus secara efektif.
Namun, bertambahnya usia dan indeks massa tubuh yang lebih tinggi dapat membalikkan efek kekebalan tubuh yang melindungi wanita.
Studi-studi seperti ini menyoroti betapa setiap orang mempunyai risiko keparahan yang berbeda-beda.
Semakin kita memahami tentang perbedaan dan kerentanan ini, semakin kita dapat mempertimbangkan cara terbaik untuk merawat setiap pasien.
Data seperti ini juga menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan variasi dalam fungsi kekebalan dan memasukkan orang dari berbagai demografi dalam uji coba obat dan vaksin. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahuilah, Faktor-faktor yang Menambah Parahnya Infeksi Covid-19"