Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Besok, Jumat (2/10/2020) gelaran Denpasar Festival (Denfest) yang ke-13 resmi dibuka.
Dalam pembukaan ini, ditampilkan garapan berjudul Siwa Nataraja yang dipusatkan di Gedung Dharmanegara Alaya, Denpasar.
Namun, dikarenakan masih pandemi Covid-19, pembukaan ini dilakukan secara daring.
Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta saat diwawancarai Kamis (1/10/2020) mengatakan bahwa Denfest tahun ini memang dikemas berbeda.
• Update Covid-19 di Denpasar, 1 Oktober: Kasus Positif Bertambah 34 Orang, 26 Pasien Sembuh
• Sempat Dinyatakan Hilang 10 Hari, Dadong Cukri Ditemukan Selamat Berada di Dasar Jurang
• Donor Konvalesen di Kodim 1610/Klungkung, Putu Eva Ingin Ikut Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19
Dimana, event tahunan yang ikonik ini akan digelar selama tiga bulan penuh.
Terdapat 189 acara dengan melibatkan 407 komunitas kreatif Kota Denpasar.
Selain itu, pelaksanaan festival secara daring juga sebagai upaya untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19, dalam hal pemulihan ekonomi.
“Mungkin dapat dikatakan sebagai event atau festival daring terbesar dan terpanjang di Indonesia, ada 189 mata acara dengan menggandeng 407 komunitas kreatif,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, kendati merupakan sebuah festival, penerapan protokol kesehatan tetap menjadi yang utama.
Sehingga pelaksanaan pembukaan dihadiri undangan secara terbatas, undangan lainya dapat menyaksikan jalanya pembukaan secara daring di platform http://denfest.kreativi.id/ pada pukul 18.00 Wita.
Adapun morfologi pelaksanaan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 ini terdiri atas OPD Pemerintah Kota, Institusi Pendidikan, Budayawan & Antropolog, Kelompok Budaya & Seni, Pelaku Umkm Perdagangan, Pengembang Desain & Kreatif dan Organisasi Sosial Masyarakat.
Inilah nantinya yang disebut pola Gotong Royong membangkitkan perekonomian masyarakat.
Denfest kali ini turut menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari Food Festival, Craft, Fashion dan Exhibition, Virtual Fashion Show, Film Mebarung, Kompetisi Kreatif Piala Walikota, Visualisasi Puisi, Drama Satu Babak, Lomba Esai Foto Denfest 2020, Lomba Sketsa Denfest 2020, Lomba Ogoh-ogoh Virtual, Mendongeng, Latte Art Competition, Music Battle, Workshop Fotografi, Workshop Keramik dan Workshop F & B.
Selain itu, beragam hiburan dari tradisi, modern dan kontemporer juga akan hadir dalam pelaksanaan Dentest Tahun 2020 ini. Namun demikian, kembali protokol kesehatan menjadi panglima utama pelaksanaannya.
• Liverpool vs Arsenal, Mikel Arteta Usung Kepercayaan Diri Tinggi
• Nathalie Holscher Hanya Dapati ini pada Sule, Perbedaan Mendasar Sule dengan Para Mantan
• Laga Panas Liverpool vs Arsenal, The Reds Tampil dengan Kondisi Pincang
Sehingga masyarakat dapat tetap produktif dan aman di masa Covid-19 ini, dan perekonomian dapat kembali tumbuh.
“Kami mengundang dan berharap dukungan seluruh masyarakat untuk menghadiri pembukaan Denfest ke-13 secara virtual serta mensukseskan pelaksanaan Denfest Tahun 2020 ini sebagai wadah kreatifitas, akselerasi serta mendukung perputaran perekonomian untuk membangkitkan geliat sektor UMKM di Kota Denpasar, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Sementara itu Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani mengatakan Denfest ini dihadirkan dengan kombinasi gelaran langsung (offline) dengan protokol kesehatan yang ketat dan gelaran daring (online).
Selain itu, diangkat pula konsep Siwa Nataraja dan Ngunda Bayu sebagai spirit melangkah.
Siwa Nataraja merupakan Siwa yang digambarkan dalam pose sedang menari.
Siwa diyakini sebagai dewa yang menarikan seluruh kesadaran kosmis.
Karenanya Siwa diyakini sebagai sumber segala tarian indah.
“Dewa Siwa diyakini merupakan sumber dari mana kesadaran dan kreativitas kesenian menyebar (ngebek) dan kepadanya menyublim (ngingkes). Bagi dunia fana, Dewa Siwa menari untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian. Dalam fase tertinggi, Siwa menari untuk melepaskan jiwa individu dari segala belenggu maya (ilusi),” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, dalam filsafat keadaan itu disebut mukti, dimana kebenaran (satyam), kesucian (siwam), dan keindahan (sundaram) menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.
Pelepasan jiwa ini sebagai upaya meraih puncak kesadaran kosmis.
“Maka Siwa Nataraja sejatinya adalah sumber inspirasi, motivasi, dan sekaligus tujuan berkreativitas para kreator seni menapaki tangga-tangga spiritualitas menuju kesadaran kosmis Siwa,” paparnya. (*)