Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Sejumlah pemuda di Dusun Langkan, Desa Landih, Bangli yang tergabung dalam Sekaa Teruna Giri Seraya berkeinginan untuk membangkitkan kejayaan kopi di daerah asalnya.
Hal itu dilakukan karena keberadaan Dusun Langkan beberapa tahun lalu sempat menjadi salah satu sentra kopi terbaik di Kabupaten Bangli, Bali.
Guna memantik kebangkitan kopi di Dusun Langkan, mereka turut merayakan Hari Kopi Internasional.
Dalam perayaan Hari Kopi Internasional ini, mereka mengajak pemuda setempat untuk menonton film Filosofi Kopi, diskusi mengenai kopi dan coffee cupping.
• Mabuk & Kenakan Masker, Bule Asal Australia di Denpasar Ini Nyungsep dan Luka Robek di Kepala
• Sempat Jadi Salah Satu Kopi Terbaik, Kopi Langkan Bangli Diharapkan Kembali Bangkit
• Pelda Muhaji Sanggah Anggapan Dugaan Kasus Penyekapan & Penyegelan Tiga Orang di Sesetan
Dalam diskusi mereka menghadirkan musisi, aktivis sekaligus petani kopi, I Gede Robi Supriyanto (Robi Navicula) dan Founder Umah Lokal Coffee Roastery, I Putu Agi Pratama.
Diskusi dimoderatori oleh Ketua Generasi Baru Indonesia (GenBI) Bali, I Putu Yudhi Artha Wijayakusuma.
Dalam acara itu, para pemuda juga mendorong Pemerintah Desa Landih agar mempunyai grand desain kemana akan dibawa potensi kopi Langkan setidaknya dalam lima tahun ke depan.
Menyikapi keinginan pemuda tersebut, Kepala Desa Landih, I Wayan Suarta mengatakan, bahwa pihaknya mengaku bakal mengapresiasi dalam bentuk pemberian pelatihan atau pendampingan terhadap kegiatan para pemuda di Dusun Langkan.
Jika kelompok dari Sekaa Teruna Giri Seraya ada berkeinginan untuk membangkitkan kopi Langkan, barang tentu pemerintah desa bakal mendukung secara penganggaran di tahun berikutnya.
“Bagaimana keinginan sekaa teruna itu sendiri mengembangkan kopi ini. Setelah nika (itu) bersama-sama, dalam artian sistem pengolahan (dan) pemasaran perlu kita rembugkan,” jelasnya dalam acara tersebut, Jumat (2/10/2020).
Menurutnya, desa tidak bisa melakukan pengolahan dan pemasaran kopi tanpa adanya koordinasi dan dukungan dari pihak yang memiliki keinginan.
“Tyang (saya) harapkan dukungan juga akan bisa untuk mewujudkan terkait kegiatan yang bersifat positif yang dan juga terkait peningkatan ekonomi terkait perkebunan kopi yang ada di Langkan,” jelasnya.
Suarta berharap, pengembangan kopi di Dusun Langkan tidak hanya dalam pengiriman mentahnya saja, melainkan terdapat sistem pengolahan.
Sekarang dirinya mengaku sudah melihat ada Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kelompok tani yang sudah melakukan pengolahan sistem kopi bubuk.