Poster tersebut juga menempel pada sebuah tiang besi di depan kantor DPD Partai Demokrat Provinsi Bali.
Isinya berupa ajakan bergerak bersama untuk membatalkan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
"BEM bersama rakyat Bali bergerak. Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa kepada pemerintah. Serang, hancurkan, jarah dan bakar," begitulah kalimat yang ada di poster tersebut seperti terpantau Tribun Bali, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: 1 Tahun Jokowi-Maruf, BEM SI Gelar Demo Tolak Omnibus Law & Bawa Piagam Kegagalan untuk Pemerintah
Di dalam poster tersebut tercantum nama Aliansi Bali Tidak Diam, yakni komponen masyarakat Pulau Dewata yang selama ini aktif menyatakan penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Namun, dalam siaran persnya yang diterima Tribun Bali, Aliansi Bali Tidak Diam menyangkal pemasangan poster tersebut.
Presiden Mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Dewa Gede Satya Ranasika Kusuma, mengatakan pihaknya tidak pernah menyebar dan memasang poster bernada provokatif seperti itu.
"Kami tidak pernah mencetak satu pun poster yang berwarna selain warna hitam dan putih. Kami tidak pernah melakukan dan menginisiasi aksi kerusuhan," tegasnya.
Dengan adanya poster bernada provokatif yang mengatasnamakan Aliansi Bali Tidak Diam, pihaknya mengecam dan mengutuk oknum yang menginisiasi serta mengeksekusi pelepasan dan pengerusakan poster asli Aliansi Bali Tidak Diam.
Ranasika menuturkan, Aliansi Bali Tidak Diam memang sempat menyebarkan poster ajakan untuk aksi pada 22 Oktober 2020.
Namun poster dari Aliansi Bali Tidak Diam disebarkan pada Selasa (20/10).
"Hal yang perlu diketahui adalah ciri-ciri dari poster yang dibuat dan disebarkan oleh aliansi Bali Tidak Diam hanya terdiri atas dua warna yaitu hitam dan putih," ungkapnya.
Selain itu, poster yang disebarkan oleh Aliansi Bali Tidak Diam tidak ada narasi ajakan melakukan aksi kerusuhan seperti poster yang dituduhkan.
"Poster ajakan kerusuhan yang tersebar ditemukan di beberapa titik.
Namun anehnya, poster dari aliansi Bali Tidak Diam baru 1 jam dipasang, sudah banyak yang dilepas dan sengaja dirusak oleh oknum-oknum tidak dikenal.
Terbukti dari poster-poster aliansi Bali Tidak Diam dirobek-robek setelah dilepas dari lemnya," kata dia.