TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pemkab Badung membatalkan rencana pembangunan lima desa wisata.
Pandemi Covid-19 membuat kabupaten terkaya di Bali terkendala anggaran.
Pemkab tidak bisa memastikan kapan pembangunan desa wisata itu terealisasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pariwisata Kabupaten Badung Cok Raka Darmawan mengaku sudah mengusulkan pembangunan anggaran desa wisata di tahun 2021.
Hanya saja, sampai saat ini tidak masuk pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Badung tahun 2021.
"Iya kami sudah usulkan, namun belum masuk RAPBD. Jadi sudah dipastikan akan ditunda lagi," ujarnya Cok Darmawan, Minggu (8/11/2020).
Baca juga: Jika Pariwisata Belum Pulih Desember 2020, Pemprov Bali Bakal Perjuangkan Kredit Lunak ke Pusat
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 membuat anggaran Badung terbatas.
"Kami tunggu saja, kapan ada anggaran saat itu kami akan bangun. Kami tidak bisa memaksakan dengan kondisi saat ini," katanya.
Lima desa wisata yang akan dikembangkan pada tahap pertama meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari dan Mengwi.
Pemerintah sudah sempat mengalokasikan tahun 2020.
Tapi krisis membuat pemerintah daerrah terpaksa mengalihkan anggaran untuk percepatan penanganan Covid-19.
"Kembali lagi, masalah anggaran apa lagi kondisi seperti ini. Nanti mungkin kalau kondisi sudah bagus kami akan usulkan lagi," bebernya.
Melihat kondisi ini, ia berharap besar pandemi segera berakhir sehingga pariwisata yang menjadi tumpuan di Badung bisa kembali hidup. "
Kami berharap Covid-19 ini segera berakhir, sehingga pariwisata kembali hidup, dengan begitu perekonomian kembali jalan," ujar dia.
Badung sebelumnya di APBD tahun 2020 menggangarkan Rp 51,1 miliar untuk penataan lima desa wisata.
Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Besok Pasangan GiriAsa Kembali Ikuti Debat Terbuka Pilkada Badung