Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Bali menjadi provinsi yang paling terdampak di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena sumber utama perekonomian Bali berada di sektor pariwisata.
Akibatnya, sebagian masyarakat di Pulau Dewata yang menggantungkan perekonomian di sektor tersebut ikut terpuruk.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, ke depan Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian serta pengembangan industri berbasis budaya Bali perlu digenjot.
Baca juga: Pelaku Curas di SPBU Benoa Sudah Rencanakan Aksinya, Dicurigai juga Persiapkan Aksi Kejahatan Lain
Baca juga: Hak Pilih Pasien Covid-19 Terancam Hilang, KPU Belum Miliki Juknis
Baca juga: Kluster Petamburan dan Mega Mendung Cetak 27 Pasien Positif Covid
"Industri untuk memperkuat pertanian dari hulu sampai ke hilir, memperkuat industri sandang serta menumbuhkan usaha kecil dan menengah dalam rangka memperkuat industri kerajinan rakyat," kata Koster.
Hal itu Koster ungkapan pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 di Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung, Jumat (20/11/2020) malam
Dirinya berkeyakinan, dengan adanya penataan ulang ini, perekonomian Bali akan menjadi lebih sehat dan berimbang.
Menurutnya, tidak perlu mempertentangkan antara pariwisata dengan pertanian maupun pariwisata dengan industri.
"Tiga-tiganya bagus dan semuanya itu sebenarnya adalah satu sama lain saling mendukung, melengkapi, memiliki keterkaitan yang sangat kuat," terangnya.
Baca juga: Soal Kebijakan Belajar Tatap Muka Saat Pandemi Covid-19, Ini Pesan Doni Monardo
Baca juga: Setelah Sepakbola, Kini Agen Pemain Gabriel Budi Kembali Suplai Pemain untuk Tim Basket Bali United
Baca juga: 4 Pernyataan Pangdam Jaya Terkait Habib Rizieq dan FPI, Copot Baliho Hingga Bubarkan FPI
Koster mengungkapkan, kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional mencapai hampir 40 persen pada tahun 2019.
Kontribusi itu ditopang dari wisatawan mancanegara mencapai 6,3 juta orang dan wisatawan domestik/nusantara 10,5 juta orang.
"Ini menjadi fundamental perekonomian Bali. Sehingga sekarang ini, begitu pariwisata terganggu karena pandemi Covid-19, otomatis Bali menjadi paling terdampak," tuturnya.
Kemudian berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini mengatakan bahwa hal itu menjadi persoalan bersama yang mesti dihadapi dengan penuh kesabaran.
"Kita harus bersabar, mungkin kita sedang diuji secara bersama-sama untuk melakukan introspeksi. Introspeksi terhadap apa yang telah berlangsung selama ini, agar ke depan kita bisa melakukan penataan secara baik. Bali ini agar betul-betul bisa dibangun dengan kekuatan sumber daya yang ada di wilayah ini," tuturnya.