Serba Serbi

Masepuh Majegau, Metode Pengobatan Alternatif Medis dan Non Medis ala Desa Bali Aga

Penulis: AA Seri Kusniarti
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat Satria melakukan pengobatan masepuh Majegau.

 Sedangkan peralatan penyepuhan dengan memakai media pasepan.

Ada pula sepit simprug, sebagai sarana penyepuhan.

Pamedek yang datang bisa mendapatkan tirta, dan sarana pabuan atau pacanangan serta dupa yang telah dipasupati.

Proses panyepuhan pun, jelas dia, bisa dilakukan di rumah masing-masing secara mandiri.

Prosesnya, dimulai dengan menyediakan api atau bara api dengan pasepan.

Kemudian di atasnya diisi Majegau sekemulan dan diisi menyan.

“Di setiap rumah di Bali kan ada pelangkiran, nah pasepan itu ditaruh di sana. Agar semua penghuni rumah bisa menghirup Majegau ini,” sebutnya.

Ketika keluar asap mengepul, pasien bisa melakukan permohonan atas apa yang dikeluhkan agar disembuhkan. Sehingga mendapatkan berkah, lalu nunas tirta dilanjutkan dengan pacanangan yang dimohon untuk nginang.

Majegau bukan sembarang bahan, karena merupakan merupakan kayu yang langka dan suci.

Menjadi sarana ritual, yang bisa diperoleh di Bali Aga. Untuk pamedek atau pasien yang datang, bisa membawa canang sari dan kemenyan ke pasraman, serta pabuan atau pacanangan.

Setelah di pasraman, pamedek akan mendapatkan Majegau sekemulan, tirta pasupati, dan dupa pasupati.

Beberapa diberikan minyak rempah khas Bali Aga, jika memang saran itu dibutuhkan selama proses pengobatan. Penyepuhan atau Homa Yadnya ini sudah ada sejak lama. Bahkan dalam Weda, disebut Agni Hotra.

Ia menegaskan, bahwa tradisi pengobatan ini menjadi ciri khas Bali Aga dengan menggunakan pasepan.

“Sebab dahulu di Bali Aga belum mengenal dupa,” katanya.

Meskipun sekarang telah menggunakan dupa, namun tradisi ini masih lestari dan memberikan khasiat bagus untuk pengobatan.

 Di sisi lain, pabuan adalah sarana utama persembahan dan simbol Panca Aksara. Isi pabuan, adalah pamor warna putih melambangkan Iswara (timur), pinang warna merah melambangkan (Brahma), gambir warna kuning melambangkan arah barat.

 Sirih posisinya di utara sebagai simbol Wisnu. Dan tembakau yang berada di tengah, sebagai simbol Siwa. (*)

Berita Terkini