Keterbatasan Fasilitas, TPS3R Bedulu Hanya Mampu Capai Target 10 Persen untuk Layani Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengolahan sampah di TPS3R milik BUMDes Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali Selasa (1/12/2020)

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce dan Recycle (TPS3R) milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar belum bisa berjalan maksimal.

Bahkan dari target 100 persen melayani 11 banjar di Desa Bedulu, yang baru bisa dilayani baru sekitar 10 persen.

Hal itu karena BUMDes setempat masih kekurangan dana untuk melengkapi fasilitasnya. 

Baca juga: Peringati Hari AIDS, Dinkes Provinsi Bali Gelar Kegiatan Solidaritas 10 Tahun Menuju Akhir AIDS

Baca juga: UPDATE Gunung Semeru: Hampir 3 Jam Semburkan Awan Panas, 550 Warga Mulai Mengungsi

Baca juga: Kunci Motor Masih Tercantol, Hendak Bawa Kabur ke Jawa, Dua Pelaku Diringkus di Gilimanuk

Informasi dihimpun Tribun Bali, Selasa (1/12/2020), sejak beberapa beberapa bulan ini, Desa Bedulu mulai melakukan pembenahan terhadap lingkungan, khususnya dari segi pengelolaan sampah.

Di mana sebelumya, desa ini rawan banjir karena banyak saluran drainase tertutup sampah.

Dalam menanggulangi banjir, pihak desa telah mendapatkan bantuan drainase dari pemerintah daerah.

Sementara untuk mengantisipasi hal serupa tak terulang lagi, Desa Bedulu pun kini menggelakkan TPS3R.

Baca juga: 550 Warga Mengungsi Setelah Gunung Semeru Meluncurkan Awan Panas Guguran

Baca juga: Bukan Libur Panjang, Kadiskes Bali Sebut Melonjaknya Covid-19 Karena Upacara Adat & Perkantoran

Baca juga: Desember 2020 Akan Penuh Cinta untuk 4 Zodiak Ini, Seluruh Dunia Memahamimu Cancer

Namun dalam awal-awal perjalanannya hingga saat ini, TPS3R tersebut belum berfungsi maksimal.

TPS3R tersebut dirancang untuk memfasilitasi sampah rumah tangga 11 banjar di desa setempat.

Pengelola BUMDes Bedulu, Gusti Ngurah Agung Kresnanada mengatakan, TPS3R di desanya sudah beroperasi secara bertahap.

Dalam rancangan, TPS3R ini menargetkan memfasilitasi kepala keluarga di 11 banjar.

Namun karena keterbatasan anggaran, saat ini baru bisa melayani sekitar 10 persen dari total sasaran. 

Baca juga: Terekam CCTV, Pria yang Tewas Ditabrak Truk BBM saat Bersila di Tengah Jalan, Identitasnya Terungkap

Baca juga: 24 Orang Terjaring Razia Masker di Loloan Barat Negara

Baca juga: Gereja Katedral Denpasar Akan Gelar Rapat Terkait Persiapan Ibadah Natal 2020 di Tengah Pandemi

"Sudah beroperasi secara bertahap. Kapasitas TPS, jadi gini, sebenarnya fasilitas ini untuk melayani 11 banjar atau kurang lebih 11 ribu jiwa. Karena keterbatasan di anggaran, kita maksimalkan di bangunan dulu. Saat ini PR kita di peralatannya. Peralatan ini baru bisa dipakai untuk 250KK atau sekitar 10 persen dari total keseluruhan warga di sini," tandasnya.

Kata dia, sampah-sampah rumah tangga ini diangkut petugas mulai dari pukul 06.00 Wita.

Namun sampah ini, kata dia, harus sudah dipilah di rumah tangga.

Sampah ini mulai dari organik (dedaunan), anorganik (plastik) dan residu (sampah kotor seperti popok, pembalut, dan sebagainya yang tidak bisa didaur ulang.

Baca juga: Sejak 7 September 2020, Satpol PP Denpasar Kumpulkan Rp 57,6 Juta Uang Denda dari Pelanggar Prokes

Baca juga: Anies Baswedan Jalani Isolasi Mandiri & Tetap Pimpin Rapat Virtual Setelah Positif Covid-19

"Di TPS ada proses untuk yang organiknya diolah menjadi pupuk padat, pupuk cair, dan sebagainya. Warga juga berkesempatan memiliki tabungan, tabungan hari raya yang bisa ditarik sebelum Hari Raya Galungan, dan tabungan emas. Sebab kami juga bekerja sama dengan pegadaian," ujarnya.

Gusti Krenanada mengatakan, pihaknya juga melibatkan para lansia dalam pemilahan sampah.

Pihaknya ingin mengajak para lansia untuk berkegiatan positif.

"Nanti kita pakai jasa lansia. Supaya lansia punya kegiatan positif. Tapi masih direncanakan masalah tempatnya. Jumlah lansia yang dilibatkan kita hitung dengan volume sampah. Supaya seimbang," tandasnya. (*)

Berita Terkini