Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Para pelaku industri asuransi jiwa dituntut bersikap adaptif guna menjaga kinerjanya, mengingat tahun depan diperkirakan kondisi perekonomian belum berjalan normal.
Pelaku industri harus mampu membaca perubahan konsumen yang terjadi saat pandemi Covid-19 serta melakukan digitalisasi layanan kepada nasabah.
Perekonomian nasional diproyeksikan baru kembali normal pada tahun 2022 mendatang.
Baca juga: Dimas Ramadhan Pilih Ngekos Dari Pada Tinggal di Andara, Raffi Ahmad: Biar Dia Mandiri
Baca juga: Terowongan Zaman Belanda Sepanjang 480 Meter Ditemukan di Areal Proyek Bendungan Tamblang
Baca juga: Update Covid-19 di Bali: Kasus Positif Bertambah 230 Orang, 125 Pasien Sembuh dan 5 Meninggal
Menurut Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, selama vaksin belum didistribusikan, maka 2021 masih akan menjadi tahun pemulihan karenanya masalah kesehatan dan keselamatan masyarakat masih menjadi kunci utama pemulihan ekonomi tahun depan.
Sejalan dengan itu, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) juga senantiasa memfokuskan diri dengan kebutuhan nasabah yang kian beragam dan berubah seiring dengan tantangan kehidupan yang dinamis.
Baca juga: Sore ini, Ali Ngabalin Laporkan Dua Orang, Dirinya Merasa Difitnah Terkait Kasus Edhy Prabowo
Baca juga: Cerita Pilu Sardjono, Dokter dari Pamekasan Meninggal Bergiliran dengan Istrinya di Hari yang Sama
Baca juga: Angkasa Pura I dan Kwarda Pramuka Bali Bagikan 3 Ribu Masker Gratis di Bandara Ngurah Rai
Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland di Jakarta, pada Kamis (3/12/2020) mengatakan, masalah kesehatan dan tantangan ekonomi akibat pandemi Covid-19 menjadi salah satu fokus perhatian Manulife Indonesia.
Dia menambahkan pada 2021, Manulife Indonesia akan terus memberikan solusi perencanaan keuangan terkait dengan biaya kesehatan dan proteksi keuangan keluarga mengingat pandemi Covid-19 masih akan mewarnai perjalanan pada tahun depan.
Tak hanya kesehatan dan proteksi keuangan, pelaku industri asuransi jiwa juga dituntut untuk menjaga keselamatan masyarakat.
Baca juga: Kapolri Perintahkan Polisi Tembak Mati Anggota Mujahidin Indonesia Timur apabila Melawan
Baca juga: Residivis Jambret di Bali Dibekuk Polisi di Rumahnya di Jembrana
Menyikapi hal itu, Manulife Indonesia menerapkan layanan non face to face.
Ryan Charland menjelaskan di tengah pandemi Covid-19, tenaga pemasar Manulife Indonesia tetap berupaya memberikan layanan terkait advis finansial meskipun tanpa bertatap muka.
Untuk itu, para tenaga pemasar telah dibekali dengan pelatihan yang mumpuni dan profesional agar tetap optimal membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini.
Ryan Charland mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, Manulife terus mendampingi para nasabah.
Termasuk membayar klaim Covid-19 dari para nasabah.
Menurutnya, hingga tanggal 9 November 2020, jumlah klaim yang dibayarkan Manulife tercatat sebesar Rp 54,5 miliar.