Tambah Daya Tarik Wisata, Kelompok Anak Muda Tebar Ribuan Ikan Koi dan Nila di Subak Jatiluwih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat pemuda Jatiluwih menebar bibit ikan di saluran irigasi di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (21/12/2020).

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kelompok Anak Muda Jatiluwih yang dinamakan Sampah Masyarakat Jatiluwih (SMJ) bersama STT Jatiluwih sudah mulai menebar benih ikan di sejumlah saluran irigasi di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali.

Ternyata, kegiatan pemuda menebar ikan jenis koi dan nila ini sudah dilakukan sejak 3 tahun yang lalu.

Penebaran ikan ini bertujuan untuk menambah keindahan Jatiluwih dan menjadi daya tarik tersendiri.

Terlebih ada program minapadi yang dicetuskan oleh Menteri Pertanian belum lama ini. 

Baca juga: Alasan Gubernur Koster Bebaskan Tes Swab PCR Dan Rapid Test Bagi PPDN Usia di Bawah 12 Tahun

Baca juga: Kawal SE Gubernur Soal Nataru, Aparat dan Desa Adat di Sukawati Atensi Objek Pantai

Baca juga: Gubernur Koster Mengaku Tak Ada Niat Sedikit Pun Untuk Menyengsarakan Masyarakat Bali

Perbekel Jatiluwih, I Nengah Kartika kegiatan tebar benih ikan tersebut dilaksanakan secara swadaya oleh pemuda di Desa Jatiluwih.

Sudah beberapa tahun lalu kegiatan ini dilaksanakan.

Tujuannya adalah sebagai hiasan sehingga menambah daya tarik wisatawan di Jatiluwih. 

"Dari dulu memang sebagai hiasan dan konsumsi bila sudah siap panen khususnya untuk ikan nila," kata Kartika saat dikonfirmasi, Selasa (22/12/2020). 

Baca juga: 647 PPDN Masuk Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk, Lima Orang Reaktif

Baca juga: Siswa SMAN 2 Mendoyo Diajak Lestarikan Hutan

Baca juga: Gubernur Koster Ungkap Alasan Kebijakan Swab PCR dan Rapid Test Antigen Bagi PPDN yang Masuk Bali

Dia melanjutkan, untuk kegiatan terakhir ini sedikitnya ada seribu ekor lebih ikan jenis koi dan nila yang ditebar.

"Jadi ini swadaya dari pemuda kami di Jatiluwih. Semoga akan rutin terus berjalan apalagi ada program dari Menteri Pertanian untuk prograam Mina Padi di Jatiluwih," jelasnya. 

Sementara itu, Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menceritakan, penebaran bibit ikan koi dan nila ini sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu oleh kelompok anak muda jatiluwih bernama SMJ bersama STT Jatiluwih.

Baca juga: Kebijakan Tes Usap dan Tes Cepat Antigen Masuk Bali, Upaya Yakinkan Pusat Agar Buka Pintu Wisman

Baca juga: Terancam Tak Dilayani, Diskop Denpasar Ingatkan Koperasi Terkait Batas Akhir RAT

Dia menceritakan kelompok Sampah Masyarakat Jatiluwih (SMJ) ini mulai sadar akan keberadaan desanya menjadi desa pariwisata dan tentu ada efek negatif dan positif yang masuk ke desanya terutama sampah.

Mereka awalnya mulai bergerak memungut sampah terutama di saluran irigasi.

Tak lama kemudian, justru muncul ide untuk menebar ikan sekaligus menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih dan mempunyai nilai ekonomi bagi mereka.

Selain itu kelompok ini juga rutin memantau perkembangannya dan memantau gangguan lainnya seperti pencurian, peracunan ikan di irigasi.

Intinya mereka ini kelompok yang bergerak dengan kegiatan positif.

"Yang sudah tersebar cukup banyak dan sudah pernah panen di irigasi dekat monumen (Jatiluwih) dan ini yang terbaru disebar di dekat pos informasi," katanya.

Disinggung mengenai program Mina Padi yang disarankan oleh Menteri Pertanian, Sutirtayasa menyatakan program tersebut tebtunya menjadi support yang sangat kita harapkan untuk petani untuk memakai andungan/tempat masuk air sawah untuk menjadi tempat ikan.

Kemudian, juga sejalan dengan apa yang diharapkan masyarakat terkait program dari Kementan ini. 

"Ini menjadi support untuk kita di Jatiluwih. Kemarin sudah sempat koordinasi bahwa ikan kaper cocok untuk di arus irigasi dan ikan nila atau juga ikan kaper bisa untuk di sawah. Semoga nantinya program ini bisa berjalan dengan baik," harapnya. (*)

Berita Terkini