Berita Klungkung

Kolam Renang Pemda Klungkung Tak Terawat, Anggaran Hanya Cukup Hidupkan Mesin dan Beli Obat Jentik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Kolam Renang Lila Arsana yang dikelola Pemkab Klungkung, Minggu (10/1/2021).

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Kolam Renang Lila Arsana yang dikelola Pemkab Klungkung, telah lama tidak beroperasi.

Kondisi airnya pun sudah keruh, dan terkesan kurang terawat.

Tahun ini anggaran yang dikucurkan Pemkab Klungkung, belum cukup untuk membuat kolam tersebut beroperasi kembali. 

Kolam renang Lila Arsana selama ini dikenal kerap melahirkan altet renang bagi Klungkung.

Sudah nyaris setahun, kolam renang rekreasi tersebut tidak beroperasi.

Minggu (10/1/2021), kolam remang itu tampak lenggang.

Baca juga: Hindari Tabrakan dengan Sepeda Motor, Carry Pick Up Oleng Lalu Tabrak Pohon di Banyubiru Jembrana

Baca juga: Jelang Pelaksanaan PPKM di Kota Denpasar Besok, Kasus Positif Covid-19 Bertambah 37 Orang

Baca juga: Kasatgas Covid-19 Buleleng Imbau Warga Membatasi Kunjungan ke Daerah yang Terapkan PPKM

Sejumlah bangunan penunjang kolam renang ini kondisinya telah lapuk.

Pintu besi yang menjadi penutup akses masuk kolam telah lepas, sehingga terpaksa disegel dengan kawat.

Kadis Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Klungkung Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedana menjelaskan, selama pandemi Kolam Renang Lila Arsana sama sekali tidak beroperasi.

Ia pun mengungkapkan, tahun ini anggaran yang dialokasikan untuk Kolam Renang Lila Arsana sangat minim.

Hanya cukup sebatas menghidupkan mesin dan untuk sedikit obat jentik nyamuk. 

Baca juga: Satgas Covid-19 Klungkung Mulai Bahas Penerapan PKM di Klungkung

Baca juga: Gianyar, Tabanan, dan Klungkung Ikut PKM

" Nominalnya saya tidak ingat, tapi anggaranya dikit. Hanya cukup untuk hidupkan mesin, agar tidak rusak. Serta untuk beli obat pembunuh jentik nyamuk," ungkap Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedana.

Dengan anggaran yang minim itu, Kolam Renang Lila Arsana belum bisa beroperasional kembali.

Karena untuk beroperasi kembali, membutuhkan biaya cukup besar untuk biaya obat maupun perawatan kolam. 

Selama tidak beroperasi, Dinas Budpora diminta membuat kajian terkait efektivitas dan nilai ekonomis dari kolam renang tersebut.

Mengingat selama ini  biaya operasional lebih besar dari pemasukan yang berasal dari retribusi.

" Sementara masih kita lakukan kajian nilai ekonomisnya."

"Hasil kajian ini nanti digunakan untuk memutuskan rencana ke depan."

"Apakah nanti menyerahkan pengelolaanya ke pihak ketiga, atau memungut retribusi dengan nilai tertentu untuk menutup biaya operasional," ungkap Ida Bagus Jumpung. (*)

Berita Terkini