Ditanya tentang temuan WHO selama jumpa pers harian, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dia tidak dapat secara tegas mengatakan para ahli WHO telah menerima kerja sama penuh dari China.
“Yah, saya rasa juri masih belum masuk. Saya pikir dengan jelas bahwa China, setidaknya sampai saat ini, belum menawarkan transparansi yang kami butuhkan,” ujarnya.
Price mengatakan, Amerika Serikat akan membuat keputusannya, berdasarkan data WHO dan intelijennya sendiri.
Tidak Mendapatkan Jawaban
Tim dari WHO yang mendatangi Wuhan untuk mencari asal-usul virus corona, tidak mendapatkan jawaban di sana.
Sebelumnya dipercaya virus penyebab Covid-19 berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara lainnya.
Pakar luar negeri WHO Peter Ben Embarek mengatakan, identifikasi hewan masih dalam proses dan tidak adanya kelelawar di Wuhan mengurangi kemungkinan penularan langsung ke manusia.
Kemungkinan besar berasal dari spesies perantara, katanya, dan mendukung klaim China bahwa tak ada bukti terjadi wabah besar di Wuhan sebelum Desember 2019, bulan pertama tercatatnya kasus virus corona jenis baru.
Liang Wannian, kepala tim gabungan dari pihak China menerangkan, penularan dari hewan tetap sangat memungkinkan, tetapi sumbernya harus ditemukan dulu.
Ben Embarek turut membantah teori bahwa kebocoran di laboratorium virologi Wuhan yang menyebabkan pandemi.
"Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin. Tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa mendatang," ujarnya dikutip dari AFP.
Liang mengungkapkan, penelitian menunjukkan virus dapat dibawa dari jarak jauh pada produk beku, yang mendorong kemungkinan impor virus.
Teori itu sedang ramai dibahas di China dalam beberapa bulan terakhir.
Tim WHO hanya satu jam mengunjungi pasar seafood Huanan, lokasi munculnya kasus pertama Covid-19 lebih dari setahun yang lalu.
Mereka juga tampak menjalani beberapa hari di dalam hotel, menerima kunjungan dari berbagai pejabat China tanpa keluar ke kota.