“Besok (hari ini) ada webinar SE endek Bali. Webinar ini disamping diselenggarakan pemprov, Fraksi PDIP se-Bali juga mengadakan,” jelasnya.
Dewa Jack, sapaan akrabnya, menegaskan kembali sikap Fraksi PDIP DPRD se-Bali yang mendukung kebijakan Gubernur Koster. “Karena ini bentuk pencerminan Tri Sakti Bung Karno yakni berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan,” tegasnya.
Ia mengatakan penerapan SE itu memiliki efek pengganda bagi perputaran roda ekonomi Bali.
“Multiplier effectnya jauh lebih bermanfaat di masa pandemi, daripada kita ngasih beras, sembako, berakhirnya di toilet,” kata dia. Dewa Jack menyebut SE endek itu membela rakyat ecil utamanya para penenun.
Sementara stan penjualan endek di arena Pameran IKM Bali Bangkit yang berlokasi di Art Center Denpasar didatangi banyak pembeli.
Susi Yuliartini selaku penjaga stan Werdhi Budaya mengatakan, beberapa hari ini sudah banyak orang yang mencari endek dan songket.
"Lumayan penjualannya per hari. Ya kalau sebelum ada SE (gubernur), kadang dapat jualan, kadang enggak. Kalau dapat lumayan di songket. Harga songket mulai dari Rp 1,5 juta sampai paling mahal Rp 8,5 juta. Kalau endek Rp 375 ribu dengan potongan 2,5 meter dan kalau yang paling mahal Rp 2 juta. Yang laku sekarang endek karena surat edaran jadi terbantu juga. Rata-rata yang beli endeknya pegawai," kata Susi, Senin 22 Februri 2021.
Ia mengakui setelah SE Gubernur Bali terkait endek tersebut beredar, pihaknya mulai memperkerjakan tukang tenun kembali.
"Sebagai IKM merasa terbantu. Dulu kami tidak berproduksi tapi karena adanya surat edaran ini kami jadi memperkerjakan tukang tenun kembali yang sebelumnya dirumahkan agar bekerja untuk membuat kain endek," tambahnya.
Hingga saat ini ia sudah memiliki 15 tukang tenun untuk membantu proses produksi. Sementara motif khas Klungkung merupakan rangrang tenun (sup/sar/gil)