Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua hari ini, dulang mendadak viral di media sosial.
Banyak orang yang membicarakan dulang di media sosial.
Meskipun banyak dibicarakan, namun pedagang dulang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari Denpasar tetap mengeluh sepi pembeli.
Sepinya pembeli dulang ini dikarenakan jarangnya ada kegiatan agama akibat dampak pandemi Covid-19.
Padahal, menjelang Nyepi pembeli dulang akan meningkat dari hari biasanya.
Baca juga: Secara Administrasi, Sulinggih Ida Mas Dalem Segara Tidak Tercatat di PHDI Badung
Baca juga: Sulinggih Muda, Berapa Sebenarnya Usia Ideal Menjadi Sulinggih?
Baca juga: Sejumlah Fakta Chat Beli Dulang Viral, Ida Mas Dalem Segara Sempat Live Instagram Saat ke Polda Bali
Hal tersebut diakui oleh seorang pedagang dulang di lantai III Pasar Badung, Kadek Sutiariani.
Bahkan dalam seminggu ini, dirinya belum dapat menjual dulang satupun.
“Belum dapat garus. Bahkan hari ini dari pagi belum dapat jualan. Bukan hanya dulang saja, tapi semuanya belum ada yang membeli,” kata Sutiariani yang menjual alat perlengkapan upacara, Senin 8 Maret 2021.
Ia mengatakan, menjelang Nyepi biasanya lumayan banyak pembeli dulang.
Hal ini dikarenakan banyak yang melaksanakan kegiatan maprani.
“Sekarang karena tak ada kegiatan maprani jadi belum ada yang beli. Karena imbas korona ini,” imbuh perempuan yang telah berjualan sejak tahun 2001.
Ia menambahkan, dulang yang dijualnya ini diambil dari Gianyar.
Pedagang dulang lain yang berjualan di Pasar Kumbasari, Anak Agung Adi juga mengatakan hal yang sama.
Saat hari biasa sebelum Covid-19, dalam sebulan dirinya mampu menjual sebanyak 15 buah dulang.
Namun kali ini, sudah sebulan dulang yang dijualnya belum ada yang terjual.
Ia pun mengeluhkan kondisi saat ini yang sangat jauh berbeda dengan saat awal ia mulai berjualan.
Baca juga: Dulang Viral, PHDI Kirim Utusan ke Griya Ida Mas Dalem Segara
Baca juga: Terkait Chat Dulang Viral, PHDI Bali Akan Gelar Rapat
Baca juga: Viral Chat Beli Dulang, Ida Mas Dalem Segara Melapor ke Polda Bali
Menurut pengakuannya, ia mulai menjual perlengkapan upakara tahun 1976.
“Tahun 76 itu, jualan seperti kacang goreng. Mudah sekali dapat pembeli. Sekarang dapat garus saja sudah untung,” katanya.
Dulang yang ia jual pun bervariasi mulai dari dulang kayu, hingga dulang fiber dengan berbagai motif.
Harga dulang ini berkisar antara Rp 125 ribu hingga Rp 300 ribu tergantung ukuran dan motif.
Ia menambahkan, kebanyakan dulang yang laku yakni dulang fiber.
Sementara untuk pasokan dulang, ia mendatangkan dari Gianyar. (*)