Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tilem Jyesta pada Selasa 11 Mei 2021, adalah tilem yang terjadi setahun sekali.
Sebab umat Hindu di Bali, tidak pernah sepi dari perayaan hari suci. Tilem Jyesta adalah hari suci bulan atau sasih ke-11 menurut perhitungan tahun saka.
Hal tersebut diyakini dan dipercaya, oleh umat Hindu yang merupakan payogan Ida Sang Hyang Widhi Wasa bermanifestasi sebagai Ida Bhatara Surya.
Lanjutnya, Ida Bhatara Surya adalah dewa yang paling diakui kemahirannya oleh Ida Bhatara Siwa.
Baca juga: Bahaya Bila Upacara Tawur Tidak Dilakukan Saat Tilem Kesanga Nyepi
"Makanya Beliau dianugerahi karunia suatu saat untuk mengganti peran Bhatara Siwa, sehingga Ida Bhatara Surya disebut Bhatara Siwa Raditya," kata Jero Mangku Ketut Maliarsa, Rabu 12 Mei 2021.
Oleh karena beliau mendapat anugerah sebagai penghormatan kepada Bhatara Siwa yang disebut Bhatara Guru yaitu guru alam semesta.
Pada hari suci itu, para umat Hindu memuja dan memuji keagungan Ida Bhatara Surya dengan canang asebit sari atau sekemampuan yang dalam bahasa Bali disebut sakasidan.
Hal seperti ini dilakukan sebagai wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang maprebhawa Ida Bhatara Surya.
Dengan tujuan mulia mengucapkan rasa syukur kepada beliau yang tidak pernah lelah atau berhenti memberkati umat manusia dengan sinar sucinya.
Di samping itu, umat Hindu memohon warenugeraha agar memperoleh keselamatan, kerahayuan, dan kerahajengan.
Serta dijauhkan dari segala kekotoran atau sarwa mala dalam mengarungi hidup dan kehidupan sebagai umat manusia.
Oleh karena itu, pada hari suci Tilem Jyesta ini sangat dipercaya sebagai bulan atau sasih penuh kekotoran atau sarwa mala sehingga wajib para umat Hindu melakukan persembahyangan secara khusuk agar dijauhkan dari hal-hal negatif atau kekotoran.
Baik bhuana agung, maupun bhuana alit yaitu manusia itu sendiri.
"Makanya pada hari suci ini, juga para umat Hindu sangat perlu melakukan penyucian angga sarira atau stula sarira dan suksema sarira dengan melakukan pembersihan diri yaitu melukat di pantai atau air campuhan agar mencapai bersih lahir batin," katanya.
Baca juga: Waktunya Para Dewa Menyucikan Diri di Tengah Samudera, Berikut Kesakralan Tilem Kesanga