TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Satgas Covid-19 tetap melakukan penertiban protokol kesehatan (prokes), walau saat ini vaksinasi tengah gencar dilakukan di Klungkung, Bali.
Kasat Pol PP dan Pemadam Kabakaran, Putu Suarta menegaskan, walaupun vaksinasi terus berjalan, penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor.
Putu Suarta yang juga satgas bidang penegakan dan penindakan hukum menyatakan, meskipun pelaksanaan vaksinasi massal sedang berjalan, tapi penerapan protokol kesehatan tidak boleh sampai kendor apalagi meniadakan.
Sehingga operasi yustisi tetap akan dilaksanakan, bertujuan untuk mendisiplinkan warga masyarakat untuk mematuhi prokes.
Baca juga: Harga Vaksin Gotong Royong Rp 321.660 Belum Termasuk Tarif Pelayanan dan Pajak
"Pada kenyataannya masih ditemukan warga yang melanggar tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah," tegas Suarta, Senin 17 Mei 2021.
Suarta mengingatkan warga agar jangan takut ketika ada operasi yustisi, tapi takutlah jika tidak disiplin menggunakan masker.
"Jika hanya takut saat ada petugas, berarti pakai masker hanya saat ada petugas saja. Tapi kalau takut tidak menggunakan masker dengan disiplin, maka setiap saat kita akan ingat menggunakan masker," ungkap pejabat asal Lingkungan Pegending, Semarapura Kauh ini.
Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dihentikan Sementara, Begini Kata Prof Mahardika
Berkaitan dengan adanya surat dari BPOM untuk penghentian sementara penggunaan vaksin jenis Astrazeneca Bets CTMAV547 karena saat ini tengah melakukan proses investigasi dan pengujian pada vaksin pasca KIPI, ahli Virologi FKH Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan itu hal wajar.
"Langkah penghentian ini dilakukan sementara sampai investigasi selesai," ungkapnya pada, Minggu 16 Mei 2021.
Lebih lanjut, pihaknya meyakini bahwa penggunaan vaksin jenis Astrazeneca Bets CTMAV547 ini pasti akan dilanjutkan kembali bila semua sudah tuntas.
Dan, kasus Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ini, juga ditemukan pada puluhan penerima vaksin di Luar Negeri.
Dan saat ini penggunaannya sudah dilanjutkan kembali di sana.
"Di Luar negeri juga ditemukan KIPI, namun sekarang sudah dilanjutkan penggunaannya,” tambahnya.
Sementara terkait penerima vaksin Astrazeneca Bets yang ditarik ini, bila ada yang akan menerima suntikan dosis kedua, bisa terlambat 2-4 minggu.
"Ini masih ditoleransi. Jadwal vaksin kedua yang mundur 2-4 minggu masih boleh," tutupnya.
Sementara itu, mengenai penghentian sementara penggunaan vaksin astraZeneca Bets CTMAV547 tersebut ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan bahwa kegiatan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Bali tidak menggunakan vaksin astraZeneca denga Bets CTMAV547.
Baca juga: Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dihentikan Sementara, Begini Kata Prof Mahardika
"Vaksin astra zeneca yg pernah diterima Provinsi bali memiliki nomor batch berikut CTMAV514, CTMAV516, CTMAV539 dan CTMAV544," ungkapnya ketika dikonfirmasi Tribun Bali pada, Minggu 16 Mei 2021.
Dan dapat dipastikan semua jenis vaksin astraZeneca untuk Provinsi Bali tidak termasuk yang sedang diuji atau ditarik.
Yang artinya penggunaan vaksin Covid-19 jenis astraZeneca tetap dapat dilakukan untuk kegiatan vaksinasi.
"Berarti dipastikan semua vaksin AZ untuk Bali tidak termasuk yang ditarik. Dan masih akan digunakan," tutupnya singkat.
Dewan Bali Rekomendasikan Vaksinasi Jalan Terus
Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, seorang pria di DKI Jakarta dikabarkan meninggal dunia setelah disuntik vaksin AstraZeneca.
Oleh sebab itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan surat untuk meminta penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin tersebut selama masa proses investigasi dan pengujian.
Terkait hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengaku bahwa penghentian tersebut merupakan hal dilematis bagi Bali.
Pasalnya, menurut Budiarta, Bali sangat membutuhkan vaksinasi tersebut sebagai bagian dari upaya melawan pandemi Covid-19.
Tetapi, disisi lain adanya kabar seseorang yang meninggal akibat divaksin justru membuat pihaknya khawatir terkait penggunaan Astrazeneca di Bali.
“Itu dah yang namanya sebuah proses yang dilematis, di satu sisi kita butuh, di satu pihak ada dalam proses vaksinasi itu yang agak berdampak itu,” paparnya saat dikonfirmasi, Minggu 16 Mei 2021.
Saat disinggung apakah dengan adanya kasus ini membuat pihaknya merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menghentikan penggunaan Astrazeneca tersebut, Gung Budiarta sapaan akrabnya menjawab secara diplomatis.
Ia mengaku bahwa jika Bali menghentikan proses vaksinasi membuat Bali merugi.
Pasalnya, di Bali menurutnya tidak ada Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) usai proses vaksinasi tersebut.
“Jadi kalau kita suruh menghentikan melalui Dinas Kesehatan ya jelas kita yang rugi, sedangkan di satu sisi Bali kan tidak ada persoalan apa, tidak ada yang berlebihan,” kata Politikus PDIP ini.
Sehingga, menurut dia, belum perlu dilakukan penghentian vaksinasi di Bali.
Mengingat, lanjut Gung Budiarta masyarakat Bali saat ini benar-benar membutuhkan vaksinasi.
“Sehingga menurut saya, kalau memang tidak ada, biarkan saja prosesnya berjalan secara alami, kebutuhan masyarakat biar segera divaksinasi biar segera dilaksanakan, biar cepat,” kata Gung Budiarta.
Apalagi, sebagai daerah destinasi wisata internasional, pihaknya ingin segera membuka pariwisata Bali.
Gung Budiarta menyebut bahwa Bali saat ini benar-benar terpuruk secara perekonomian akibat mundurnya pariwisata akibat pandemi.
Baca juga: Seorang Pemuda Meninggal Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Respons Pemkab Badung
“Karena kita kan daerah pariwisata. Kita ingin cepat membuka Bali untuk sebagai daerah tujuan wisata, biar tidak berlama-lama,” paparnya.
Pun juga saat disinggung mengenai penggantian vaksin Astrazeneca dengan vaksin merk lainnya, pihaknya mengaku selama tidak ada kejadian KIPI yang membahayakan di Bali
Pihaknya merekomendasikan untuk melanjutkan penggunaan vaksin Astrazeneca tersebut.
“Kalau kita sih yang wajar-wajar saja, sepanjang tidak ada persoalan di daerah jalan aja vaksinasinya, apakah Sinovac, Astrazeneca gitu,” tegasnya.
Bahkan, dirinya meminta semua pihak untuk tenang dan tidak khawatir dengan adanya kabar vaksin Astrazeneca tersebut tidak aman.
“Saya lihat, saya pantau tidak ada masalah di Bali, jalankan saja. Mungkin saja satu atau dua orang kena. Jadi jangan di-gebyah uyah begitu. Kita nggak ingin lama-lama pandemi ini, biar cepat selesai,” ungkapnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali