TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Beberapa warga kota Bangli yang tidak mau disebutkan namanya mengaku enggan divaksinasi.
Alasannya, tidak lain karena kegiatan gertak vaksinasi menggunakan vaksin jenis AstraZeneca.
Terlebih dampak yang ditimbulkan penggunaan vaksin ini, juga menjadi kehawatiran dirinya.
“Kalau Sinovac saya mau. Tapi kalau AstraZeneca, mau dibayar pun saya tetap tidak mau divaksin,” ucapnya, Senin 17 Mei 2021.
Baca juga: Pemilik Sertifikat Vaksin Covid-19 Akan Dapat Promo Spesial di Level 21 Mall Bali
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nengah Nadi mengatakan, tujuan Gertak Vaksinasi tahap II ini tidak lain untuk menjadikan kota Bangli sebagai zona hijau.
Dalam hal ini, Pemda Bangli menyiapkan 12 ribu dosis vaksin, yang merupakan sisa vaksin dari Gertak tahap I.
“Tahap II ini sasarannya sebanyak 17 ribu orang. Kami yakin jumlah tersebut mencukupi, mengingat ada sebagian besar warga yang telah mendapatkan vaksin. Kalaupun kurang, dari provinsi sudah siap untuk mem-back up,” ujarnya.
Nadi menyampaikan, jenis vaksin yang digunakan yakni AstraZeneca.
Mengenai kabar yang beredar terkait penghentian sementara distribusi vaksin tersebut, pihaknya menegaskan hanya pada kumpulan produksi tertentu, yakni Batch CTMAV547.
“Itu merupakan vaksin yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 yang didistribusikan ke sebagian DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Sedangkan vaksin yang telah didistribusikan di Bali aman,” tegasnya.
Disinggung mengenai penolakan vaksinasi, Nadi menampik dan mengatakan jika banyak masyarakat yang justeru meminta untuk divaksinasi.
Ia juga mengatakan apabila ada masyarakat yang menolak untuk mendapatkan vaksin, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Adapun terkait dampak yang ditimbulkan pasca vaksin, ia menjelaskan tetap ada dampak baik berupa panas, Lelah, mengantuk, dan sebagainya.
“Gejala yang dialami pasca vaksin itu tergantung daya tahan tubuh masing-masing orang. Ada yang sampai tiga hari, ada yang sampai empat hari. Karena apapun yang masuk ke tubuh kita, unsur penolakan selalu ada. Walau demikian tidak ada yang mengalami gejala fatal di Bali,” jelasnya.
Baca juga: Ini Mekanisme Pembelian Vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong, Berikut Rincian Harga dan Tarifnya
Terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung memastikan vaksin Astrazeneca No Batch (kumpulan produksi) CTMA547 yang dihentikan Kementerian Kesehatan tidak digunakan di Kabupaten Badung.