Berita Klungkung

Kaget LPD Dawan Kelod Tiba-tiba Kolaps,Bendesa Adat Matur Piuning ke Pura Puseh untuk Mohon Petunjuk

Penulis: Eka Mita Suputra
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor LPD Desa Dawan Kelod, Selasa 25 Mei 2021.

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Bendesa adat Dawan Wayan Susana mengungkapkan keprihatinannya, dengan apa yang terjadi di LPD Dawan Kelod.

Dibalik usahanya melakukan berbagai terobosan untuk membangun desa selama ini, harus tercoreng oleh oknum yang mengelola LPD Dawan Kelod.

Pihaknya bahkan selama ini merasa dibohongi, karena setiap tahun diberikan laporan keuangan jika LPD Dawan Kelod dalam keadaan laba.

" Saya merasa diolok-olok (dibohongi), karena akhir Desember 2020 lalu pihak pengurus LPD Dawan Kelod memberikan saya laporan keuangan dalam keadaan laba.

Baca juga: Dugaan Penyelewengan Uang di LPD Dawan Kelod, Warga Melapor ke Polres Klungkung 

Tapi bulan April 2021 malah tiba-tiba kolaps," ujar Bendesa Dawan Wayan Susana saat dikonfirmasi, Selasa 25 Mei 2021.

Ia menjelaskan, riak-riak mulai muncul di masyarakat, yang mempertanyakan uang tabungan mereka di LPD Dawan Kelod sejak April 2021.

Pihak desa adat beberapa kali memediasi warga atau nasabah dengan pengurus LPD setempat, sampai beberapa kali rapat adat dan dinas agar situasi desa tetap kondusif.

Apalagi audit  menunjukkan adanya selisih mencapai sekitar Rp 12,9 miliar, yang tidak diketahui dimana keberadaan uang tersebut.

" Setelah memediasi warga dengan pengurus LPD, saya sampai matur piuning seorang diri di Pura Puseh. Mohon petunjuk agar jelas apa yang sebenarnya terjadi.

 Lalu tiba-tiba oknum pengurus LPD itu menghampiri saya di Pura Puseh, dan mengaku jika dirinya akan bertanggung jawab terkait selisih uang itu," jelas Wayan Susana.

Selain rapat prajuru dan desa dinas, bahkan pihak Dinas Pemerdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Klungkung juga sempat dilibatkan untuk penyelesaian masalah ini.

Pasca mediasi itu, Pihak LPD Dawan Kelod juga sebenarnya sudah menandatangani surat pernyataan, yang isinya akan mengembalikan uang nasabah dengan cara mengangsur.

" Warga yang melapor itu mungkin bentuk ketidakpuasan mereka, karena penarikan uang mereka ditunda-tunda. Tapi kami dari adat, sudah berusaha melakukan yang terbaik dengan memediasi warga dan pihak pengurus LPD," jelasnya.

Sementara Ketua LPD Dawan Kelod Ni Komang Wirianti  beralasan jika LPD yang ia kelola mengalami rush saat pandemi.

Baca juga: Uang Nasabah Diduga Diselewengkan Pengurus LPD Desa Dawan Kelod Klungkung Diperkirakan Capai Rp12 M

Warga ramai-ramai menarik uangnya, sementara arus kas LPD tidak lancar karena adanya kredit yang macet.

Sehingga LPD Dawan Kelod kolaps dan tidak bisa melayani nasabah.

" Awalnya satu orang yang tidak bisa narik uangnya, terus informasi itu tersebar sehingga warga ramai-ramai menarik uangnya. Sampai kami tidak bisa layani nasabah," ungkap Ni Komang Wirianti.

Komang Wirianti juga menyerahkan sepenuhnya masalah ini ke proses hukum, mengingat beberapa warga telah melaporkan pihaknya ke Polres Klungkung terkait masalah ini.

" Kami akan ikuti proses hukum," ungkapnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Ario Seno Wimoko menjelaskan, sejauh ini pihaknya baru memintai keterangan 6 orang saksi terkait kasus dugaan penyelewengan dana nasabah di LPD Dawan Kelod.

Pihaknya dalam waktu dekat juga mengaku akan segera memanggil pengurus LPD Dawan Kelod.

" Jika sudah ada perkembangan pasti saya sampaikan," jelas Ario Seno Wimoko.

Diberitakan sebelumnya, sekelompok masyarakat melapor ke Polres Klingkung, terkait dugaan penyelewengan uang nasabah di LPD Dawan Kelod.

Para pelapor sejak bulan Februari 2020 lalu, mengaku tidak bisa menarik uang tabungan mereka di LPD Dawan Kelod.

Sehingga masyarakat merasa sangat dirugikan. (*)

Artikel lainnya di Berita Klungkung

Berita Terkini