Persembahan dan tindak keagamaan dalam masyarakat Hindu Bali.
Sehingga ketika hari baik tiba, manusia termasuk hewan dan tumbuhan wajib melakukan balas budi atau terimakasih.
Terhadap kebaikan para dewa, dalam bentuk mempersembahkan sesajen sesuai dengan kemampuan.
Baca juga: Bhatara Brahma Lakukan Yoga, Berikut Penjelasan Wuku Warigadean
Hal inilah yang menyebabkan adanya upacara agama atau yang lazim dikenal sebagai yadnya menurut Hindu Bali.
Sesuai dengan kodratinya sebagai teks ajaran suci. Yang berpangkal pada penghormatan hari-hari tertentu yang dipandang sebagai hari suci.
Teks Sundarigama mengungkapkan hari suci bagi umat Hindu Bali. Yang ditentukan berdasarkan perhitungan bulan, wuku, Pancawara dan Saptawara.
"Wuku ialah pekan yang terdiri atas 30 satuan mulai dari Sinta sampai Watugunung," jelasnya.
Sedangkan Pancawara adalah satuan hari, yang terdiri dari lima hari.
Diantaranya Umanis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.
Kemudian Saptawara, adalah satuan hari.
Terdiri dari 7 hari, yaitu Redite, Soma, Anggara, Budha, Wrespati, Sukra dan Saniscara.
Ada pula waktu peralihan.
"Waktu sakral atau hari suci yang dihitung menurut perhitungan terbit dan tenggelamnya bulan adalah Purnama dan Tilem. Keduanya dipandang sebagai waktu sakral karena merupakan waktu peralihan," jelasnya. (*).
Baca juga: Kelahiran Wuku Landep, Miliki Perangai Rupawan dan Ingatannya Tajam
Kumpulan Artikel Bali