Berita Bali

Kisah Baru & Tara, Anjing Pelacak BNNP Bali yang Pernah Ungkap Kasus Penyelundupan 8 Kilogram Ganja

Penulis: Adrian Amurwonegoro
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tara saat beraksi bersama jajaran petugas operasi interdiksi narkoba BNNP Bali.

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Baru dan Tara, dua anjing pelacak barang bukti (BB) narkoba yang dimiliki oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali bertugas membantu operasi interdiksi yang digelar petugas gabungan, sekaligus menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya penyalahgunaan obat-obatan terlarang ini.

Dua ekor anjing pelacak milik BNNP Bali ini berasal dari Belanda, negara yang dikenal sebagai penghasil anjing-anjing yang bertugas untuk negara.

Anjing ini pertama kali masuk di Indonesia dilatih oleh Polisi Satwa dan dilanjutkan oleh BNN RI serta telah dilakukan pembuktian K-9 pada tahun 2017 lalu, bahwa anjing K-9 benar bisa diandalkan untuk memburu BB Narkoba melalui operasi.

Sebutan K-9 berasal dari kata dalam bahasa Inggris Canine, yang artinya anjing bertaring.

Baca juga: Beli Tembakau Gorila Via Instagram, Teman Sekelas SMA di Tabanan Kini Reuni di Rutan BNNP Bali

Anjing pelacak di BNNP Bali dikendalikan oleh dua orang pawang yakni Fatul Fadli dan Komang Mas Satriawan yang sehari-harinya merawat Baru dan Tara.

Pada bulan Desember tahun 2018, Baru dan Tara ditugaskan dalam satuan K-9 BNN RI untuk BKO (Bantuan Kerja Operasional) melacak barang narkotika di Bali bersama BNNP Bali.

Baru dan Tara memiliki kemampuan mengendus BB Narkoba di tempat yang tersembunyi dan tak kasat mata

Saat menemukan BB Narkoba anjing ini mengeluarkan reaksi aktif dengan cara menggaruk.

Tara merupakan anjing berjenis kelamin betina berusia 5 tahun, merupakan ras anjing gembala Jerman herder GSD (German Shepherd Dog)

Saat masih di bertugas di Jakarta Tara pernah mengungkap sebuah kasus narkoba, menemukan narkoba di sebuah locker tempat hiburan.

Sedangkan Baru usianya 5,5 tahun berjenis kelamin jantan, merupakan ras Labrador, pada akhir tahun 2019 lalu, Baru bersama tim BNNP Bali berhasil mengungkap kasus penyelundupan 8 kilogram ganja kiriman dari Sumatera di sebuah rumah kontrakan di Kuta, Badung, Bali.

"Baru pernah mengungkap kasus ganja tahun 2019 kiriman dari Sumatera masuk di Kuta di rumah kontrakan, kita ambil barangnya, kita ambil orang, baru dipastikan apakah narkotika atau bukan ternyata pas dibuka 8 kilogram ganja," ungkap Pawang Anjing BNNP Bali, Fatul Fadli saat dijumpai Tribun Bali di Kantor BNNP Bali, Sabtu 5 Juni 2021.

Kemampuan Baru dan Tara tak muncul seketika begitu saja

Baru dan Tara telah menjalani pelatihan dan pendasaran saat umur satu tahun di Belanda, selanjutnya dilatih di satuan K-9 BNN RI.

Baca juga: Kepala BNNP Bali Berganti, Brigjen Gede Sugianyar Dilantik sebagai Pejabat yang Baru

"Salah satu pelatihannya adalah mengenal bau jenis narkoba baik itu ganja, sabu, ekstasi maupun kokain. Pendasaran dan pengenalan bau dari umur 1 tahun di Belanda, hanya mengenal satu jenis bau dan di sini dilatih dijabarkan jenis narkoba," katanya.

Setiap dilakukan operasi interdiksi di Bandara, tempat hiburan malam, tempat jasa pengiriman barang maupun indekos, Baru maupun Tara ikut serta membantu petugas BNNP menggeledah BB Narkotika.

Anjing ini tergolong anjing yang riang dan bersahabat dengan manusia.

Saat wartawan Tribun Bali mencoba mengelus dan berfoto bersama, Baru tampak ramah dan hangat menyambut.

Baru pun mau diajak beraksi di halaman kantor BNNP Bali untuk menemukan barang bukti narkotika yang sudah ditaruh di suatu tempat seperti sepeda motor, di dalam kotak dan di pot tanaman tanpa sepengetahuan Baru.

Namun dengan kemampuan yang dimilikinya, Baru berhasil menemukan barang bukti narkoba itu dengan mudah.

"Untuk membedakan narkotika atau bukan, Kalau dari kita pawang, memastikan anjing menemukan barang iya atau tidak, dilihat dari bentuk kuping pasti berubah, bulu, kalau kita alihkan dia ke tempat lain, kita presentasi ke tempat lain untuk mencari dia akan pindah kalau barang tidak ada, kalau ada barang kalau A1 dia tidak akan pindah," jelas dia.

Baru dan Tara berlatih seperti halnya manusia dia harus menjaga kebugaran fisik dan latihan rutin untuk terus mengasah kemampuannya mengungkap kasus narkoba, bukan tak mungkin kasus besar pun bakal bisa berhasil diungkap dua ekor anjing ini.

"Setiap kali berhasil menemukan narkoba, anjing ini wajib langsung diberikan reward, reward yang diberikan berupa jenis mainan, seperti handuk yang digulung, bola karet, dan makanan," ujar Fadli.

Sang pawang kerap mengajak Baru dan Tara untuk berjalan-jalan olahraga di seputaran kawasan Kantor BNNP Bali yang terletak di Jalan Kamboja, Dangin Puri Kangin, Kota Denpasar itu.

Selain di kantor, Baru dan Tara juga rutin berlatih bersama dengan anjing K-9 milik Polda Bali dan Bea Cukai.

Baca juga: Sebanyak 28,3 Kilogram Berbagai Jenis Narkotika Dimusnahkan BNNP Bali, Ada Satu Pohon Ganja

Anjing pelacak BNN RI dilatih kebugarannya bak manusia, mereka melakukan treadmill di gym hingga berenang di kolam renang.

Mind set-nya Mainan dan Teknik TAI

Ternyata anjing pelacak BB Narkoba ini memiliki mindset bahwa yang dia cari bukanlah BB Narkoba melainkan narkoba diibaratkan sebagai mainan yang dia cari.

"Mind set-nya anjing mendapatkan barang bukan dia tahu kalau itu ganja, yang dia cari adalah mainan, dirubah mind set-nya dari BB narkotika mencari mainan," ujarnya.

Teknik yang digunakan untuk pawang dan anjing agar berhasil dalam setiap operasi adalah T.A.I yang berupakan akronim dari Teknik, Akal dan Ikatan.

"Pertama teknik dan akal, melatih anjing harus punya inovasi buat pelatihan, dari barang narkoba, lokasi yang ter-distract, anjing harus bisa masuk klub malam, harus familiar sama orang,  biar bisa kuat asap rokok membedakan dengan bau narkoba yang dicari, itu dengan teknik dan akal, Anjing ada yang tidak suka suara keras, kita latih dari awal sampai dia mau," paparnya.

"Sedangkan ikatan dalam hal ini pawang dan anjing harus bonding, menyatu, mempunyai ikatan," sambung dia.

Baru dan Tara memiliki cara aktif jika menemukan BB Narkoba yakni dengan cara menggaruk, namun adapula cara lain yang digunakan anjing pelacak cara pasif seperti duduk, menggonggong dan tiarap.

Kendala yang dihadapi oleh pawang adalah saat anjing mengalami Loop atau masa menstruasi selama 14 hari.

Maka anjing tersebut tidak dapat menjalankan operasi karena tidak fokus, malas dan berpotensi terjadi distract.

Selain itu, anjing pelacak BB Narkoba atau anjing yang bertugas untuk negara tidak untuk diperanakkan atau dikawinkan. 

"Kalau sudah pernah kawin tidak akan fokus dalam mencari BB dan kalau melahirkan tidak sekuat sebelum melahirkan," katanya.

BNNP Bali bekerja sama dengan rumah sakit hewan Universitas Udayana jika terjadi permasalahan kesehatan pada Baru dan Tara.

"Salah satu anjing ini pernah sakit karena menahan kencing sehingga terjadi infeksi saluran kandung kemih dan berhasil sembuh atas penanganan dokter hewan RS Unud," ujar dia.

Sejatinya ada empat jenis anjing pelacak milik BNN RI, selain Labrador dan GSD, adapula anjing gembala Belgia Beligan Malinois, dan Beagle.

Pawang Anjing BNNP Bali

Anjing pelacak narkotika bukanlah anjing one man one dog, sehingga baik Fadli dan Komang keduanya bisa menjadi pawang yang baik dan menyatu dengan kedua anjing ini.

Ia pun memiliki keyakinan dalam diri bahwa ia bekerja untuk negara dan menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba, sehingga ia menjalankan tugas ini dengan tulus.

Meskipun masih bertatus Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil, Fatul Fadli dan Komang Mas Satriawan ikhlas dan begitu mencintai pekerjaan mulia ini.

Mereka direkrut oleh BNN RI saat penerimaan pawang anjing dan mendapatkan pelatihan di K-9 Badan Pemelihara Keamanan Mabes Polri

Kedua pria ini bergabung menjadi angkatan pertama satuan K-9 BNN RI bulan September tahun 2016 silam.

"Salah satu tes yang kami lalui adalah tes simbiosis, menilai kecocokan kedekatan antara pawang dengan anjing yang dipegang, langsung bertenu K-9, dan kalau bisa kita panggil, pegang dan pakaikan tali, itu saat pendidikan di tahun 2016, dari 5.000 orang peserta seleksai kami beryukur menjadi 1 dari 100 orang yang diterima, dan memiliki sertifikat legalitas Polisi Satwa," tuturnya.

Setelah bertugas di BNN RI pusat, Fadli dan Komang masuk BNNP Bali pada tahun 2019 lalu.

 Fadli dan Komang tinggal di mess BNNP Bali bersebelahan dengan kandang Baru dan Tara.

Seperti halnya petugas pada manusia, K-9 miliki markas besar satuan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat yang juga menjadi tempat breeding, perawatan, pelatihan dan barak pawang anjing pelacak. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Berita Terkini