UPDATE - Atlet Judo Asal Bangli Meninggal, Dikenal Ramah dan Punya Banyak Prestasi Mentereng

Penulis: Muhammad Fredey Mercury
Editor: M. Firdian Sani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nyoman Sumerta (kanan) saat ditemui di rumah duka. Jumat (25 Juni 2021)

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Atlet Judo asal Bangli, I Kadek Rakyanda Adnyatama tutup usia pada hari Jumat (25 Juni).

Pemuda asal Banjar Kawan, Bangli itu meninggal dalam perawatan di RSU Puri Raharja, Denpasar.

Selama hidup, anak kedua dari pasangan I Nyoman Sumerta dan Ni Made Wirati itu dikenal memiliki prestasi mentereng.

Pemuda 26 tahun itu mulai menyukai Judo sejak kelas III SD.

Sedangkan perlombaan, ia ikuti sejak kelas VI SD di Kejurnas Senior.

BREAKING NEWS - Undiksha Berduka, Atlet Judo Kebanggannya Tutup Usia

“Sudah pasti dia kalah, karena waktu itu SD,” ujar sang ayah I Nyoman Sumerta, saat ditemui di rumah duka, Jumat (25 Juni).

Kekalahan tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Kadek Rakyanda untuk terus berlatih.

Sumerta yang juga sebagai pelatih judo Kadek Rakyanda, sempat mengirim dirinya untuk berlatih ke Jepang bersama kakaknya yang Bernama Putu Adesta.

“Karena waktu itu tyang berpikir gimana caranya anak yang pengalamannya belum begitu banyak, harus main di senior. Karena kebetulan ada sensei (guru/pelatih) dari Jepang yang mau membantu, makanya kita kirim anak ini dengan bantuan dari pemerintah setempat. Adesta waktu itu duduk di bangku SMA, sedangkan Kadek masih duduk di bangku SMP,” ungkapnya.

Latihan di Jepang membuahkan hasil yang manis.

KABAR DUKA - Pejudo Terbaik Bali Tutup Usia Jelang PON XX Papua, Ketua PJSI Sebut karena Sakit

Sumerta mengakui, sejak saat ini Kadek selalu menyabet juara di Porprov.

“Menjelang tamat SMP, dia (Kadek) sudah ada di Pelatnas. Jadi masih muda sekali. Kemudian SMA, dia sudah juara PON di Riau tahun 2012 dan menjadi juara satu. Sedangkan PON Jabar, dia juara tiga. Kalau Kejurnas dia sudah sering juara,” ucapnya.

Pejudo terbaik Bali Rakyanda Adyatama (kedua kiri). (Istimewa)

Sebagai seorang pelatih, Sumerta mengungkapkan jika Kadek Rakyanda memiliki skill judo yang bagus. Tidak hanya mengandalkan tenaga, namun juga menguasai kombinasi antara fisik dengan teknik. “Kemarin dia tidak mau main (di Pelatnas) karena memang punya rencana untuk mencari kerja,” imbuhnya.

Pada kesehariannya, Kadek Rakyanda dikenal santun terhadap orang yang lebih tua, serta ngemong kepada orang yang lebih muda.

Baca juga: Kabar Duka Istri, Alami Luka Tikaman Keris di Sekujur Tubuh, Pak Kasat: Nyawanya Tak Tertolong

Kendati kerap mendapatkan juara, di kalangan teman-teman sebanyanya, Kadek Rakyanda juga dikenal ramah dan selalu mengutamakan kepentingan temannya dibandingkan kepentingan pribadi.

“Makanya dia punya banyak sekali teman, kami dan keluarga yang ditinggalkan pun betul-betul sangat kehilangan,” tuturnya.

Sempat Panas Selama Beberapa Hari

Kadek sempat mengeluh sakit panas selama beberapa hari.

Dimulai pada hari Sabtu (19 Juni), Kadek yang kala itu menemani orang tuanya di Denpasar, merasa kurang enak badan dan memutuskan untuk istirahat di kamar hotel.

Orang tuanya yang merasa khawatir, selanjutnya memeriksakan Kadek ke dokter pribadi keesokan harinya.

KABAR DUKA: Persebaya & Bonek Berduka, Sosok Pria Asal Makassar Pencipta Ikon Wong Mangap Meninggal

“Panasnya saat itu mencapai 39,8 derajat celcius. Kemudian setelah beberapa hari dirumah, panasnya masih tetap. Paling turun sampai 38,5 derajat celcius. Dan itupun sudah dikontrol oleh beberapa keluarga yang berprofesi sebagai perawat,” ungkapnya.

Karena panas yang tak kunjung mereda, pihak keluarga memutuskan untuk melakukan cek darah pada Kadek Rakyanda.

Hasilnya diketahui tifus negative.

Pun prediksi keluarga jika Kadek terserang demam berdarah (DBD), dari hasil cek darah pun diketahui negative.

“Karena tifus enggak, DB juga enggak, malam kita ajak ke RSU Puri Raharja,” ujarnya.

Sesuai prosedur rumah sakit di masa Pandemi Covid-19, setiap pasien harus menjalani screening awal.

Begitupun dengan Kadek yang menjalani tes PCR.

Baca juga: Tabrak Tiang Listrik Roboh Saat Hujan Deras di Jembrana, Ngurah Andika Meninggal Dunia

Namun hasilnya diketahui negative covid-19.

“Kemudian dirontgen, itu di paru-parunya kata petugas kelihatan seperti ada kabut. Akhirnya kita opnamekan, disana di ruang isolasi,” imbuhnya.

Protokol kesehatan di ruang isolasi sangat ketat.

Di ruang tersebut, hanya Sumerta yang menemani sang anak.

Kata Sumerta, pada hari kedua dirawat Kadek mengalami kesulitan bernafas.

Oleh pihak medis selanjutnya dipasangi alat bantu pernafasan lewat hidung dan mulut.

Seorang Warga Desa Taman Badung Meninggal Dunia, Sehari Sebelumnya Terima Suntikan Vaksin Covid-19

“Kalau makan ndak masalah, biasa-biasa saja. Cuma itu saja, bermasalah di pernafasan. Sejak kemarin (Kamis malam), dia sama sekali ndak bisa tidur. Pada hari itupula dia agak turun saturasinya, kandungan oksigennya. Karena obat sudah masuk, kemudian obat tidur juga sudah. Semuanya juga sudah, tetapi dia tidak bisa istirahat dengan baik karena kesulitan bernafas,” ungkapnya.

Kadek juga sempat mengeluh pada Sumerta ihwal kesulitan dirinya bernafas dan sempat panik karena tidak pernah mengalami kejadian tersebut.

Hingga akhirnya pada hari Jumat pukul 07.00 wita, Kadek menghembuskan nafas terakhir.

“Pihak rumah sakit juga melakukan swab lagi. Karena dikhawatirkan oleh dokter yang varian baru (Covid), apalagi yang bermasalah di bagian paru. Oleh petugas medis juga dijelaskan, untuk varian baru terkadang swab sekali tidak kelihatan. Pada pukul 15.00 wita, hasilnya keluar dan dinyatakan negative,” jelasnya.

Pihak keluarga ihlas dengan kepergian Kadek. Sesuai rencana, pada hari Sabtu (26 Juni) akan dilakukan proses kremasi di Krematorium Bebalang pukul 06.00 wita.

Seorang Warga Desa Taman Badung Meninggal Dunia, Sehari Sebelumnya Terima Suntikan Vaksin Covid-19

“Kalau sekarang jenazah masih dititipkan di RS Wangaya,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, kehilangan salah satu mahasiswa kebanggaannya.

Rakyanda Adyatama yang merupakan atlet judo berprestasi tingkat nasional meninggal dunia.

Jenazahnya kini disemayamkan di tempat asalnya, Kabupaten Bangli. 

Wakil Dekan II Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha Singaraja, I Wayan Artanayasa dikonfirmasi Jumat (25 Juni) membenarkan jika atlet jurusan pendidikan kepelatihan olahraga itu tutup usia.

Namun kabar ini baru ia ketahui dari sosial media.  

Baca juga: SOSOK dan Profil Atlet Badminton Markis Kido, Meninggal Dunia Diduga karena Serangan Jantung

"Iya saya dapat informasi tadi pagi yang bersangkutan meninggal dunia. Infonya almarhum meninggal Kamis kemarin. Saya belum  konfirmasi ke keluarganya terkait penyebab meninggalnya karena apa," ucapnya. 

Artanayasa menyebut, almarhum Rakyanda memang sering mengikuti pertandingan judo tingkat provinsi dan nasional, dan kerap meraih juara.

Bahkan, tahun ini sejatinya Rakayanda akan diwisuda. 

"Prestasi di cabor judo sangat bagus. Namun dari sisi akademik, karena fokus di olahraga, akhirnya studinya baru selesai di semeter XIV. Tahun ini padahal yang bersangkutan akan ikut wisuda," terangnya. (*)

Ikuti berita terkini Tribun Bali

Berita Terkini