Sebab pencetakan KTP-el menggunakan printer khusus.
Jero Widata mengatakan, dalam sehari rata-rata pencetakan KTP di Bangli mencapai 70 hingga 150 keping.
Namun untuk daya cetak dari alat yang ada, hanya 100 keping.
"Otomatis kita harus mengistirahatkan alatnya dulu jika sudah mencapai 100 keping. Bila dipaksakan cetak, namun hasil cetakan akan kurang bagus," jelasnya.
Pria yang menjabat sebagai Kabag Kesra Setda Bangli itu menambahkan, pemerintah pusat telah membuat kebijakan dengan mengizinkan penggunaan 10 persen dari DAK Fisik untuk belanja modal alat rekam cetak.
Mengingat sebagian besar alat rekam dan cetak KTP di Indonesia sudah mengalami kerusakan.
Untuk di Bangli, lanjut Jero Widata, pihaknya akan berupaya mengusulkan pengadaan tiga unit alat cetak.
Dua unit alat untuk di Disdukcapil, dan satu unit alat cetak untuk layanan keliling.
"Anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 400 juta. Untuk pengadaan, rencananya diusulkan di anggaran perubahan," tandasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bangli