Dan sejauh ini vaksinasi berjalan lancar, dengan bantuan pihak kepolisian dan TNI yang mem back-up.
18 warga itu merupakan pengendara yang melintas di Terminal Kaliakah baik menggunakan kendaraan roda dua atau empat.
“Untuk hari ini ada sekitar 18 orang warga yang terjaring. Dan kami akan lakukan (razia vaksin) secara terus menerus,” ucapnya.
Menurut Oka, razia vaksin memang dilakukan sebagai upaya untuk herd immunity warga.
Meskipun, razia vaksin tidak beracuan pada peningkatan kasus. Namun, lebih pada antisipasi meningkatnya angka meninggal dunia. Sehingga warga memiliki kekebalan kelompok.
“Kabupaten Jembrana melakukan percepatan vaksin sebagai herd immunity. Menekan angka kematian, menangkal isolasi terpusat,” ungkapnya.
Dan terkait penanganan dengan isolasi mandiri, sambungnya, pihaknya akan melakukan dengan cara humanis dengan aparat dan satgas desa, kelurahan dalam upaya evakuasi tersebut. Meskipun, masyarakat masih menginginkan isolasi mandiri.
Baca juga: 79 Pejabat Eselon III dan IV di Jembrana Resmi Dimutasi
Namun, resiko-resiko saat isolasi mandiri itulah yang harus diwaspadai.
Apalagi, saat ini peningkatan kasus juga tinggi.
Per hari bisa mencapai 70-an kasus di Jembrana. Bahkan lebih.
“Yang perlu kami tekankan bahwa mari vaksin.
Masyarakat harus sadar vaksin. Karena, dari semua pasien hanya satu yang tervaksin.
Sehingga vaksin itu, menurunkan resiko meninggal dunia,” bebernya. (*)
Kumpulan Artikel Jembrana