Karena jalur yang cukup terjal, disarankan menggunakan sepatu mendaki.
Apalagi beberapa jalan tanah memang cukup licin.
Sehingga jika menggunakan sandal, khususnya sandal karet ditakutkan akan terpeleset.
Namun, jika sudah kadung tidak memakai sepatu mendaki, pelancong bisa melepas alas kaki saat melewati track tanah yang terjal dan licin.
Jangan lupa membawa air, dan sedikit camilan penambah tenaga yang rasanya manis untuk dinikmati setelah sampai di lokasi.
Yang paling penting, jangan buang sampah sembarangan.
Sebab lokasi itu juga merupakan lokasi yang terbilang sakral dan tenget.
Sehingga warga memasang kain hitam di batu dekat air terjun.
Sebagai pertanda, lokasi tenget dan agar pelancong menjaga sopan santun.
"Kalau bisa saat datang bulan jangan naik, kalau pun pas naik lalu datang bulan sebaiknya turun saja," ujarnya mengingatkan.
Ada dua aliran sungai di sana, dan di salah satunya memang tempat orang nunas tirta.
Sebab ada campuhan di tengah rimba.
Apabila pelancong membawa permen, bisa menghaturkan di beberapa palinggih yang akan ditemui dalam perjalanan.
Sejatinya, kata dia, jalur treking menuju lokasi adalah jalur yang dibuat warga untuk mencari rumput pakan ternak.
Namun jalur itu, kini juga menjadi jalur pendakian menuju ke Tukad Tista Waterfall.