TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Ni Komang M (21) menyembunyikan wajahnya, saat kembali berada di Kantor Satpol PP Klungkung, Senin 23 Agustus 2021.
Sudah kedua kalinya, wanita asal Karangasem itu diamankan karena mengemis bersama anak-anaknya.
Menariknya, Ni Komang M saat mengemis ternyata berpenampilan modis.
Wanita yang dahulu sebagai pemilik usaha spa itu, mencoba menyembunyikan wajahnya.
Ia menggenakan jaket kuning yang lengkap dengan topi untuk menutup kepalanya.
Ia berusaha menyembunyikan rambutnya yang pirang.
Uniknya saat mengemis, ia pun masih menempelkan bulu mata palsunya, serta cat kuku berwarna-warni.
BACA JUGA: Kasus Penjualan Air Tangki PDAM di Nusa Penida, Cabjari Tetapkan Dua Pegawai PDAM Sebagai Tersangka
Dengan wajah yang ber-make up cukup tebal, penampilannya terlihat paling mencolok dari pada rekan-rekannya yang juga diamankan Satpol PP Klungkung.
Satat wartawan datang, Ni Komang M segera menyibukan diri dengan bermain handphone jadulnya.
Ia juga sempat beberapa kali bergumam.
"Kepo sekali, kalau punya duit tidak mungkin bekerja seperti ini," celetuk Ni Komang M.
BACA JUGA: Pemkab Klungkung Dapat Tambahan Bantuan Rehab Rumah Sebanyak 200 Unit Dari Kemensos
Ni Komang M bersama sepuluh orang lainnya kembali diamankan Satpol PP karena kedapatan mengemis diperempatan Tihing Adi, Klungkung.
Ironisnya, mereka yang diamankan ini termasuk anak-anak.
"Kami menerima keluhan masyarakat tentang keberadaan mereka. Mereka mengemis dengan melibatkan anak-anak, ini yang kami sayangkan," ungkap Kasatpol PP Klungkung, Putu Suarta.
Ia pun berencana akan kembali memulangkan mereka ke tempat asalnya.
Suarta pun mengaku dilema, jika harus mengganjar mereka dengan sanksi tegas.
Suarta sangat menyangkan, mengingat yang mengemis kebanyakan anak-anak.
Sementara orang tua mereka memantau dari jauh.
"Keterlibatan anak-anak ini yang kami sangat sayangkan. Itu tidak baik untuk pendidikan mereka," jelasnya.
Bahkan menurut Suarta, jumlah pengemis anak-anak di Klungkung jumlahnya semakin banyak.
"Ini problema kami di lapangan. Kalau kami kenakan tipiring disaat situasi pendemi, tentu sangat kasian juga buat mereka. Kami juga berusaha mengedukasi dan semoga ada peran juga dari keluarga mereka agar tidak melakukan hal-hal seperti ini," jelas Suarta. (*)